Selasa, 14 Januari 2014

Jenang, Kuliner Jawa dan Tradisi Turun Temurun









 
sumber foto : traveltextonline.com

Jenang merupakan masakan kuliner khas tradisional masyarakat Jawa, khususnya Jawa Tengah terutama Kota Solo. Keberadaan Jenang sendiri sudah turun temurun dari nenek kakek moyang.Jenang menjadi tradisi simbolisasi sebuah acara masyarakat Jawa, mulai dari pembangunan rumah, kelahiran anak, slametan, dan ritual-ritual kejawen lainnya. Jenang abang (merah) dan putih atau dalam istilah bahasa Jawanya Jenang Sengkolo seperti menjadi sebuah keharusan, makanan yang harus tersedia.

Jenang yang sangat muncul dalam ritual jawa. Jenang sengkolo yang ternyata mempunyai filosofinya tersendiri. Kata orang-orang tua, Jenang abang dan putih itu menjadi simbol dari keberadaan manusia di dunia. Jenang merah melambangkan lelaki, dan jenang putih melambangkan perempuan. Adanya jenang disetiap ritual, agar manusia selalu ingat jikalau dunia terisi oleh dua esensi, feminin dan maskulin.

Jenang, sekarang ini bagi kebanyakan orang menganggap jenang hanyalah makanan ringan tradisional Jawa. Banyak yang belum mengetahui filosofi dibalik simbolisasi Jenang dengan tradisi Jawa. Masyarakat hanya tau jika ada ritual ini harus membuat jenang ini, tanpa mengetahui makna dibaliknya. Inilah Jawa, dengan segala ritual tradisinya.
1. Jenang Grendul
Jenang grendul biasa disebut juga dengan istilah "bubur candil"


2. Jenang Sum-Sum
Jenang berwarna putih yang dihidangkan dengan kuah manis (air gula merah),
jenang khas Solo ini, memiliki cita rasa manis dan gurih. 


3. Jenang Pati Telo 



4. Jenang Sagu

 

5. Jenang Mutiara



6. Jenang Ketan Hitam 

Jenang berwarna hitam pekat itu dibuat dari campuran tepung ketan

 


7. Jenang Ande-ande Lumut


Tidak ada komentar:

Posting Komentar