A. Upacara tiga bulanan
Upacara ini
dilaksanakan pada saat usia kehamilan adalah tiga bulan. Di usia ini roh
ditiupkan pada sang jabang bayi. Upacara ini biasanya dilakukan berupa
tasyakuran.
B. Upacara Tingkepan atau Mitoni
Upacara tingkepan
disebut juga mitoni berasal dari kata pitu yang artinya tujuh, sehingga upacara
mitoni dilakukan pada saat usia kehamilan tujuh bulan, dan pada kehamilan
pertama.
Dalam pelaksanaan
upacara tingkepan, ibu yang sedang hamil tujuh bulan dimandikan dengan air
kembang setaman, disertai dengan doa-doa khusus.
Tata Cara Pelaksanaan
upacara tingkeban
1. Siraman dilakukan oleh sesepuh sebanyak tujuh orang. Bermakna mohon doa
restu, supaya suci lahir dan batin.Setelah upacara siraman selesai, air kendi
tujuh mata air dipergunakan untuk mencuci muka, setelah air dalam kendi habis,
kendi dipecah.
2. Memasukkan telur ayam kampung ke dalam kain (sarung) calon ibu oleh
suami melalui perut sampai pecah, hal ini merupakan simbul harapan supaya bayi
lahir dengan lancar, tanpa suatu halangan.
3. Berganti Nyamping sebanyak tujuh kali secara bergantian, disertai kain
putih. Kain putih sebagai dasar pakaian pertama, yang melambangkan bahwa bayi
yang akan dilahirkan adalah suci, dan mendapatkan berkah dari Tuhan YME.
Diiringi dengan pertanyaan sudah “pantas apa belum”, sampai ganti enam
kali dijawab oleh ibu-ibu yang hadir “belum pantas.” Sampai yang
terakhir ke tujuh kali dengan kain sederhana di jawab “pantes.”Adapun
nyamping yang dipakaikan secara urut dan bergantian berjumlah tujuh dan
diakhiri dengan motif yang paling sederhana sebagai berikut :
a. Sidoluhur
b. Sidomukti
c. Truntum
d. Wahyu Tumurun
e. Udan Riris
f. Sido Asih
g. Lasem sebagai Kain
h. Dringin sebagai Kemben
Tidak ada komentar:
Posting Komentar