Kamis, 19 Desember 2013

Kumpulan Novel




1.
Gadis Pantai
 
        Di sebuah kampung yang jauh dari keramaian kota, kampung ini di sebut sebagai kampong nelayan. Di sekitar kampong laut itu hidup sebuah keluarga miskin yang sehari- hari hidupnya menggantungkan hasil dari melaut. Mereka memiliki seorang anak gadis yang berusia empat belas tahun. Yang mana anak seusia itu belum pantas untuk menikah. Anak ini bernama Gadis Pantai. Namun karena kondisi keluarga yang miskin membuat anak yang masih berusia dini ini, harus terpaksa menikah dengan Bendoro dari kota. Perkawinan yang mereka lakukan hanya di saksikan oleh ketua kampong yang juga menjadi perwalian dari kota. Seusai pernikahan itu, Gadis Pantai itu di boyong ke kota ikut dengan suaminya. Gadis Pantai itu merasakan sebuah kehidupan yang berbeda. Dia merasa seperti dikerangkeng saat menjalani kehidupan kota. Dia tidak bisa bergerak bebas dalam menjalani kehidupannya. Saat kesepian yang menjadi teman bicaranya adalah seorang pelayan tua. Tiga bulan telah berlalu. Karena menjadi istri orang yang kaya dan tinggal di suatu tempat yang berbeda pula, kini banyak perubahan yang di rasakan. Dari namanya saja sekarang sudah diganti dengan Mas Nganten. Dari hari kehari dia tidak lagi mengenali dirinya sendiri. Karena banyaknya perubahan yang telah terjadi. Dia di ajari dan di bimbing pelayan tua tadi. Kehidupan yang serba terikat di sebuah gedung yang besar dan mewah membuat gadis ini meridukan kampong halamannya. Namun lagi- lagi yang menyemangatinya untuk tetap berada di gedung itu adalah pelayan tua itu. Semakin hari gadis itu bisa  menyesuaikan diri dengan kehidupannya sekarang. Tidak ada kejadian yang membuat dirinya  dan keluarga Bendowo merasa terganggu. Itu dikarenakan masing- masing di antara mereka sudah memiliki tugas dan kewajiban masing-masing.
Namun pada suatu hari ada sebuah peristiwa yang terjadi. Yaitu gadis itu kehilangan dompet tempat uang belanjaan dapurnya. Uang itu yang digunakan  untuk menghidupi seisi gedung. Gadis itu merasa bingung harus melakukan apa. Sedangkan dia curiga kalau yang mengambil dompetnya adalah kerabat Bendoro sendiri. Setelah di tanyai Bendoro akhirnya mengaku. Malahan temannya yang lain ikut membelanya dan sebaliknya menghina pada Gadis Pantai. Namun pelayan tua yang menemani Gadis Pantai mengadukannya pada Bendoro. Bendoro yang mengetahui bahwa yang mengambil adalah kerabatnya sendiri dia sangat marah. Seketika itu juga dia mengusir kerabatnya dan pelayan tua itu dari gedung. Gadis itu merasa sedih karena teman yang selama ini menemaninya harus keluar dari gedung itu. Namun meski harus kehilangan pelayan itu, tidak menjadi masalah buat Bendowo. Karena pelayan itu di gantikan oleh kerabatnya sendiri Mardinah namanya.
         Ternyata kedatangan Mardinah selain ingin menjadi pelayan tapi juga ingin menghancurkan rumah tangga Gadis  datangan Mardinah ke rumah itu sepertinya memiliki niat lain. Dia datang tidak hanya sebagai pelayan, tetapi ingin menghancurkan rumah tangga Gadis Pantai. Hal ini membuat Gadis Pantai  ingin pulang kekampungnya, dan Bendoro pun tidak merasa keberatan . dia pulang di antarkan oleh pelayan barunya itu. Gadis itu tidak langsung pulang namun menginap beberapa hari di kampungnya. Mardinah disuruhnya pulang terlebih dahulu bersama kusir yang mengantarnya. Selama di kampungnya dia merasa berbeda. Warga kampungnya seakan memperlakukannya seperti seorang pembesar. Begitu pula oang tuanya juga memperlakukanya dengan perlakuan yang berbeda Setelah empat hari tinggal di kampung, datanglah rombongan Mardinah yang ingin menjemput Gadis itu disertai empat orang pengawal. Mereka memaksa Gadis itu untuk segera pulang kekota. Sedangkan surat yang diberikan oleh Bendoro tidak diberikannya pada Gadis itu atau pun kepada bapaknya. Hal ini membuat ayah Gadis Pantai itu merasa curiga. Dugaan ini ternyata benar, dan ayah gadis itu mencari akal untuk membuktikannya, serta menyelamatkan anaknya yang ada dalam bahaya.
Akhirnya rahasia Mardinah terbuka, setelah taktik dijalankan. Mardinah mengaku disuruh Bendoro dari Demak untuk membunuh Gadis Pantai di perjalanan dengan diberi upah yang cukup besar. Mardinah mendapat hukuman dari warga untuk kawin dengan lelaki yang paling malas di kampung itu, yang bernama si Dul Pendongeng. Mardinah dapat menerimanya dengan lapang dada.
             Sepulang dari kampung Gadis Pantai merasa dirinya sedang mengandung. Hal ini langsung dibuktikan oleh paraji Bendoro sendiri. Bendoro tidak banyak omong tentang kepulangannya dari kampung. Tidak banyak ditanyakan oleh Bendoro. Hal ini membuat Gadis Pantai merasa tenang untuk menyelamatkan kampung orang tuanya, yang telah membuat hilangnya pengawal Mardinah. Kandungannya menginjak waktu kesembilan,  saat itu Gadis Pantai sudah tidak sabar lagi ingin segera memiliki seorang anak, hal ini pun sangat ditunggu-tunggu oleh bapaknya sendiri dikampung.
Saat melahirkannya pun kini telah tiba. Kelahiran Gadis Pantai dibantu oleh seorang dukun beranak kepercayaan Bendoro. Gadis Pantai melahirkan seorang anak perempuan yang mungil seperti ibunya sendiri. Namun   bagi kalangan priyayi anak perempuan kurang diharapkan. Hal ini kelihatan dari setelah melahirkan Bendoro tidak mau melihat keadaannya sehabis melahirkan. Apakah dia sehat atau tidak. Tidak pedulinya Bendoro dikarenakan anak yang baru dilahirkannya seorang perempuan.
Tiga bulan setelah dilahirkan Bapak datang menjenguk Gadis Pantai secara tidak sengaja. Bapak dipanggil oleh Bendoro untuk menghadap. Namun setelah menghadap wajah Bapak tidak bahagia, Bapak murung tidak seperti biasanya. Kemudian Bapak menyuruh Gadis Pantai untuk segera membereskan pakaiannya untuk dimasukkan kedalam wadah.
Gadis Pantai merasa kebingungan Bapak mengajaknya pulang. Namun, Bapak menjelaskan pada Gadis Pantai bahwa Bendoro telah menceraikannya, dan Gadis Pantai harus segera pulang dengan bapaknya. Gadis Pantai merasa terkejut
Akhirnya gadis pantai meninggalkan semua yang di milikinya yaitu Bendoro dan anak gadisnya yang baru tiga bulan,gadis Pantai pulang ke kampungnya dengan persaan yang sangat malu.







2.
MAHABARATA
Mahabarata adalah buku epos atau wiracarita sastra Hindu klasik yang berkisah tentang kehidupan pahlawan yang perkembangan dan pertumbuhannya berlangsung antara masa 400 tahun sebelum Masehi hingga 400 tahun sesudah Masehi.Dalam tokoh pewayangan Mahabhrata ada tokoh yang bernama Bhisma. Bhisma Dewabharata, titisan dari Wasu Prabhasa, anak Prabu Sentanu dengan Dwi Ganggawati adalah seorang ksatria sekaligus tetua dari Pandawa dengan Kurawa.Bhisma ini memegang peranan sebagai penengah antara dua saudara Pandawa dengan Kurawa. Hatinya selalu memihak kepada Pandawa, meskipun selama hidupnya bermukim dan menjadi penasihat di Hastinaputra, kerajaan Pandawa yang direbut oleh Kurawa.
Bhisma Dewabharata, atau Jahnawi Suta adalah satu-satunya wayang yang bisa memilih saat kematiannya sendiri. Hal tersebut merupakan mukjizat yang diberikan para dewa kepadanya atas pengabdiannya yang tulus kepada ayahnya Prabu Santanu.Suatu hari Prabu Santanu pergi berburu di hutan sekitar Sungai Yamuna. Pertemuannya dengan Dewi Satyawati di tepi sungai membuat sang Prabu menjadi gundah gulana.
Dia jatuh cinta pada Satyawati dan ingin mempersunting putri tersebut.Namun, Satyawati mengajukan permintaan jika sang Prabu ingin menikahinya, maka sang Prabu harus rela menjadikan anak Satyawati untuk menjadi raja.Permintaan itu jelas memberatkan sang Prabu.Karena Santanu sudah punya calon pewaris tahta kerajaan,yaitu Bhisma.Kemudian sang Prabu kembali ke istana dalam keadaan sedih dan menderita.Mengetahui kesedihan ayahnya, akhirnya Bhisma membuat keputusan demi membahagiakan ayahnya.Bhisma pun rela melepas pewaris mahkota kerajaan kepada anak Satyawati demi kesembuhan penyakit “cinta” ayahnya. Dan Bhisma  bersumpah tidak akan menikah seumur hidupnya demi menjaga agar tidak ada masalah nanti antara keturunan Bhisma dengan keturunan anak Satyawati.Perkawinan Çantanu dan Setyawati melahirkan dua orang putra masing-masing Citranggada dan Wicitrawirya. Namun kedua putra ini meninggal dalam pertempuran tanpa meninggalkan keturunan. Karena takut punah keturunan raja, Setyawati memohon kepada Bisma agar menikah dengan dua mantan menantunya yang ditinggal mati oleh Wicitrawirya, masing-masing Ambika dan Ambalika. Namun permintaan ini ditolak Bisma mengingat sumpahnya untuk tidak menikah.
Akhirnya Setyawati meminta kepada Wiyasa anaknya dari perkawinan yang lain, untuk menikah dengan Ambika dan Ambalika. Perkawinan dengan Ambika melahirkan Destarasta dan dengan Ambalika melahirkan Pandu. Destarasta lalu menikah dengan Gandari dan melahirkan seratus orang anak, sedangkan Pandu menikahi Kunti dan Madrim tapi tidak mendapat anak,ketika Kunti dan Madrim kawin dengan dewa-dewa, Kunti melahirkan 3 orang anak masing dengan dewa Darma lahirlah Yudistira, dengan dewa Bayu lahir Werkodara atau Bima dan dengan dewa Indra lahirlah Arjuna. Sedangkan Madrim yang menikah dengan dewa kembar AÒ«win, lahir anak kembar bernama Nakula dan Sadewa.
Selanjutnya, keturunan-keturuan itu dibagi dua yakni keturunan Destarasta disebut Kaum Kurawa sedangkan keturunan Pandu disebut kaum Pandawa.Sebenarnya Destarasta berhak mewarisi takhta ayahnya, tapi karena dia buta sejak lahir, maka takhta itu kemudian diberikan kepada Pandu,yang menjadi sumber bencana antara kaum Pandawa dan Kurawa dalam memperebutkan takhta sampai berlarut-larut, hingga akhirnya pecah perang hebat yang disebut baratayuda yang berarti peperangan memperebutkan kerajaan Barata.

               Peperangan diawali dengan aksi judi dimana kaum Pandawa kalah.Kekalahan ini menyebabkan mereka harus mengembara di hutan belantara selama dua belas tahun. Setelah itu, pada tahun ke-13 sesuai perjanjian dengan Kurawa, para Pandawa harus menyembunyikan diri di tempat tertentu,para Pandawa memustuskan untuk bersembunyi di istana raja Matsya. Pada tahun berikutnya, para Pandawa keluar dari persembunyian dan memperlihatkan diri di muka umum lalu menuntut hak mereka kepada Kurawa.Namun tuntutan mereka tidak dipenuhi Kurawa hingga terjadi perang 18 hari yang menyebabkan lenyapnya kaum Kurawa. Dengan demikian, kaum Pandawa dengan leluasa mengambil alih kekuasaan di Barata.

Ketika Perang,Bhisma berhadapan dengan Sikkhandi, titisan Dewi Amba yang dulu pernah dicampakkan oleh Bhisma hanya karena janji Bhisma yang tidak akan menikah selama hidupnya. Mengenali sukma Dewi Amba dalam tubuh Sikkhandi bhisma tidak kuat melawan, karena Bhisma tidak mau melawan seorang perempuan. Lenyaplah kekebalannya dan melesatlah panah-panah Sikkhandi menembusi tubuhnya.Bhisma roboh ke bumi namun dia belum mati. Dia roboh namun tidak menyentuh bumi karena panah-panah yang menancap membuat tubuhnya tidak menyentuh tanah sama sekali.
Bhisma pun belum mau mati pada saat itu.Dia menunggu saat-saat matahari berada di utara katulistiwa. dia percaya bahwa saat-saat kematian yang paling baik dalam ajaran Hindu adalah ketika matahari berada di utara katulistiwa daripada berada di selatan.Cucu-cucu Bhisma yang saat  itu sedang bertempur,Arjuna di pihak Pandawa dan Suyudana di pihak Pandawa mendekati Bhisma. Dengan sisa-sisa kebijakan seorang orang tua,dia meminta agar Pandawa dan Kurawa untuk berdamai dan menghentikan peperangan. Dia pun memberikan perintah- perintah kepada kedua saudara tersebut namun hasilnya tidak ada. Perang tidak bisa dihentikan, selesai memberikan petuah, itulah saat-saat ketika matahari berada di utara katulistiwa dan Bhisma pun meninggal.






3.
 Ramayana

“Ramayana”
Prabu Dasarata dari Negeri Ayodya
Dahulu Negeri Ayodya dikalahkan oleh Rahwana yang memakan para raja dan prajurit-prajuritnya.Raja Banaputra,dan adiknya Bagawan Rawatmaja juga ikut tewas dalam pertarungan tersebut.Istri dari Bagawan Rawatmaja yaitu Dewi Sukalya kemudian diperistri oleh Dasarata adik sepupu mendiang Prabu Banaputra.Ketika itu Dewi Sukalya sedang berlindung kepada Dasarata dari Rahwana.rahwana diberi dewi sukalya palsu dan dia menjadi marah lalu menyerang Kaendran.Sesuai pesan dari mendiang Bagawan Rawatmaja dan pesan dari dewa dia pun menikahi Dewi Sukalaya.Dasarata lalu dinobatkan menjadi raja di Ayodya.Para penduduk yang awalnya mengungsi dihutan lama-kelamaan kembali ke Ayodya .Rakyat sangat berbahagia  mendapatkan seorang raja yang snagat bijaksana,bersifat mengayomi dan menjadi kekasih dewa.Pada suatu hari Bagawan Wasista dipanggil menghadap raja,maksut dari raja memanggilnya adalah raja ingin mendapatkan seorang putra.Mendengar perkataan itu pendeta langsung menyiapkan keperluan-keperluan yang dibutuhkan untuk mengadakan ritual sembhayang,yang meminta kepada dewa agar penitisan Batara Wisnu sejati,yang kelak menggantikan ayahnya menjadi raja.Para istri raja yang berjumlah tiga yaitu Dewi Sukasalya,Dewi Kekayi,dan Dewi sumitra disuruh memasuki sanggar,mereka disuruh berjalan jongkok mengelilingi dupa,tidak lama kemudian api itu membesar yang artinya keinginan mereka akan terkabulkan.Beberapa bulan kemudian yang paling dulu melahirkan adalah Dewi sukesi anaknya laki-laki yang diberi nama Ramabadra yang tidak diragukan lagi bahwa ia adalah Betara wisnu sejati.Tidak alam kemudian lahirlah bayi dewi sukesi laki-laki yang diberi nama Barata.Tidak lama kemudian lahirlah bayi Dewi Sumitra tapi lahir dua bayi laki-laki  yang diberi nama Raden Lesmana dan Raden Taruna.Beberapa tahun kemudian keempat putranya yang masih kanak-kanak dikirim kepada Bagawan Wasista untuk mendapatkan pendidikan.Dari keempat putranya yang paling berhasil adalah Ramabadra,ia sangat disegani dan dihormati oleh adik-adiknya.Setelah selesai menintut ilmu keempat putranya meminta diri untuk meninggalakan pertapaan dan kembali keistana.
Pada suatu hari datanglah dua orang pendeta yaitu Bgawan Yogiswara dan Bagawan Mitra.Mereka hendak melaporkan bahwa ditempat pertapaan mereka diganggu oleh raksasa yang jahat dan raksasa tersebut juga mengganggu para penduduk sekitar.Kedua pendeta tersebut meminta kepada raja agar raja mengirimkan anaknya untuk melawan dan memusnahkan rakasasa itu.Awalnya raja tidak mau anaknya melawan raksasa tersebut dia takut terjadi apa-apa kepada anaknya .Tetapi dengan lantang anaknya menjawab dia akan melawan raksasa jahat tersebut.Akhirnya Rama dan Lesamana dengan senang hati menerima tugas tersebut.Disepanjang perjalanan mereka bertemu para penduduk yang ramah dan menyambut hangat kedatangan mereka.Mereka juga sesekali singgah ditempat para pendeta dan sekaligus mempelajari ilmu yang diajarkan oleh para pendeta desa tersebut.Akhirnya mereka tiba dihutan dan dikejutkan oleh raksasa yang menggantungkan diri dipohon nama raksasa tersebut adalah Katakaya.Ia adalah sisa raksasa Alengka yang dulu pernah menduduki Ayodya.Tanpa menunggu lama lagi Rama langsung menarik senjata panah dengan  mengenai leher si raksasa itu.Leher itu putus dan raksasa itu jatuh dari pohon dang menimbulkan suara gumebruk raksas itu pun tewas.Setelah beberapa lama prabu dasarata ingin menyerahkan tahtanya kepada ramabrada,tapi ternyata dulu prabu dasarata ingin mempersunting Dewi Kekayi kelak kalau sang dewi melahirkan seorang putra maka putra trsebut kelak akan menggantikan ayahnya.Tapi seiring berjalannya waktu prabu dasarata ingin agar ramabrada yang menggantikan tahta dasarata,akhirnya ramabrada ditetapkan sebagai raja di Ayodya.Stelah mendengar bahwa ramabrada telah diangkat sebagai raja,dewi kekayi pun marah dan meminta agar dasarata mencabut tahta dari ramabrada dan digantikan oleh Barata.Dia marah dan kemudian meminta rama untuk meninggalkan istana dan pergi kehutan,Rama pun bersedia meninggalkan istana.Dia pergi meninggalkan istana diikuti oleh istrinya sinta dan Lesmana.Setelah dihutan mereka mnemukan sebuah rumah kecil lalu tinggalah mereka disana.
Di sebuah negeri bernama Mantili ada seorang putri yang cantik jelita bernama Dewi Shinta. Dia seorang putri raja negeri Mantili yaitu Prabu Janaka. Suatu hari, Prabu Janaka mengadakan sayembara untuk mendapatkan Pangeran bagi putri tercintanya yaitu Shinta. Akhirnya sayembara itu dimenangkan oleh Putra Mahkota Kerajaan Ayodya,yang bernama Raden Rama Wijaya. Dan akhirnya Rama dan Shinta menikah. Raja Alengkadiraja yaitu Prabu Rahwana, yang juga sedang kasmaran, namun bukan kepada DewiShinta tetapi dia ingin memperistri Dewi Widowati. Awalnya, Rahwana mencintai seorang bidadari yaitu Dewi Widowati, namun Dewi Widowati menolaknya,dia lebih memilih mati saja daripada harus diperistri oleh Rahwana. Sejak, melihat Shinta, Rahwana menyukainya, karena Rahwana menganggap Shinta sebagai titisan Dewi Widowati yang selama ini diimpikannya.

Dalam sebuah perjalanan Rama dan Shinta dan disertai Lesmana adiknya, sedang melewati hutan belantara yang dinamakan hutan Dandaka, si raksasa Prabu Rahwana mengintai mereka bertiga,khususnya Shinta. Rahwana ingin menculik Shinta untuk dibawa ke istananya dan dijadikan istri, dengan siasatnya Rahwana meminta bantuan kepada Marica menjadi seekor kijang kencana. Dengan tujuan memancing Rama pergi memburu kijang itu, karena Dewi Shinta menginginkannya. Karena melihat keindahan kijang tersebut, Shinta meminta Rama untuk menangkapnya. Karena permintaan sang istri tercinta, maka Rama berusaha mengejar kijang itu dan meminta adiknya Leksmana untuk menjaga Shinta.

Dalam waktu yang cukup lama ditinggal berburu, Shinta dan Leksmana mulai mencemaskan Rama. Karena mereka mendengar suara orang kesakitan yang mirip dengan suara Rama. Namun Leksmana, meyakinkan pada Shinta bahwa itu bukan suara Kanda Rama, melainkan suara kijang buruan.Tetapi Shinta tidak mendengarkan perkataan Leksmana, dan tetap meminta Lesmana untuk mencari Rama.Sebelum meninggalkan Shinta, sendiri, Lesmana tidak lupa membuat perlindungan guna menjaga keselamatan Shinta yaitu dengan membuat lingkaran magis. Dengan lingkaran ini Shinta tidak boleh keluar sedikitpun  agar tetap terjamin keselamatannya. Setelah kepergian Lesmana, Rahwana mulai menjalankan siasatnya,dia menyamar dengan mengubah diri menjadi seorang brahmana tua dan bertujuan mengambil hati Shinta untuk memberi sedekah. Ternyata siasatnya berhasil membuat Shinta mengulurkan tangannya untuk memberi sedekah, secara tidak sadar Shinta telah melanggar ketentuan lingkaran magis yaitu tidak diijinkan keluar dari lingkaran magis itu. Saat itu juga Rahwana menangkap tangan dan menarik Shinta keluar dari lingkaran. Selanjutnya, Rahwana membawa Shinta ke istananya di Alengka.
Saat dalam perjalanan ke Alengka, Shinta berteriak minta tolong. Dan seekor burung garuda bernama Jatayu mendengarnya. Akhirnya terjadi pertempuran antara Jatayu dengan Rahwana. Namun dalam pertempuran itu Jatayu dapat dikalahkan oleh Rahwana.
Disaat yang sama, Rama terus memburu kijang kencana dan akhirnya Rama berhasil memanahnya, namun kijang itu berubah kembali menjadi raksasa. Marica mengadakan perlawanan pada Rama sehingga terjadilah pertempuran antar keduanya,dan pada akhirnya Rama berhasil memanah raksasa. Pada saat yang bersamaan, Lesmana berhasil menemukan Rama dan mereka berdua kembali ke tempat semula dimana Shinta ditinggal sendirian. Namun sesampainya Shinta tidak ditemukan. Selanjutnya mereka berdua berusaha mencarinya dan bertemu Jatayu yang luka parah. Rama mencurigai Jatayu yang menculik dan dengan penuh emosi dia hampir membunuhnya tapi berhasil dicegah oleh Lesmana. Jatayu menceritakan semua kejadian yang dialaminya. Dia mengatakan bahwa Shinta diculik oleh Rahwana. Dan dia, sudah berusaha menolongnya, tapi gagal. Setelah menceritakan semuanya, Jatayu meninggal.

Rama dan Leksmana sudah berhari-hari mencari Shinta, namun tidak ditemukan. Dan akhirnya mereka memutuskan untuk melakukan perjalanan ke istana Alengka. Dan ditengah jalan mereka bertemu dengan seekor kera putih bernama Hanuman yang sedang mencari satria guna mengalahkan Subali. Subali adalah kakak dari Sugriwa paman dari Hanuman,Sang kakak merebut kekasih adiknya yaitu Dewi Tara. Singkat cerita Rama bersedia membantu mengalahkan Subali, dan akhirnya usaha itu berhasil dengan kembalinya DewiTara menjadi istri Sugriwa. Pada kesempatan itu pula Rama menceritakan perjalanannya akan dilanjutkan bersama Lesmana untuk mencari Dewi Shinta sang istri yang diculik Rahwana diistana Alengka. Karena merasa berutang budi pada Rama maka Sugriwa menawarkan bantuannya dalam menemukan kembali Shinta, yaitu dimulai dengan mengutus Hanuman pergi ke istana Alengka mencari tahu dimana Rahwana menyembunyikan Shinta dan mencari tahu kelemahan di istana Alengka.

Hanuman sudah meneliti semua tempat yang ada di istana Alengka. Namun dia tidak menemukan tempat Shinta disembunyikan. Akhirnya, Hanuman melihat Taman Argasoka dan dia mengintai ketempat itu. Disana dia melihat Shinta. Dalam Argasoka Shinta ditemani oleh Trijata keponakan Rahwana. Setiap kali Rahwana meminta dan memaksa Shinta menjadi istrinya tetapi ditolak, sampai-sampai Rahwana habis kesabarannya dan ingin membunuh Shinta namun dapat dicegah oleh Trijata. Di dalam taman Argasoka Shinta mendengar sebuah lantunan lagu oleh seekor kera putih yaitu Hanuman yang sedang mengintainya. Setelah kehadirannya diketahui Shinta, Hanuman menghadap untuk menyampaikan maksud kehadirannya sebagai utusan Rama. Awalnya Shinta tidak percaya, tetapi Hanuman menunjukkan cincin pernikahannya dengan Rama. Shinta akhirnya percaya bahwa Hanuman utusan Rama. Setelah selesai menyampaikan maskudnya Hanuman segera ingin mengetahui kekuatan kerajaan Alengka.
Caranya dengan membuat keonaran yaitu merusak keindahan taman, dan akhirnya Hanuman tertangkap oleh Indrajid putra Rahwana dan kemudian dibawa kehadapan Rahwana. Rahwana sangat marah hingga Hanuman ingin dibunuhnya, tetapi dicegah Wibisana adiknya, karena dianggap menentang, maka Wibisana diusir dari kerjaan Alengka. Tapi akhirnya Hanuman tetap dijatuhi hukuman yaitu dengan dibakar hidup-hidup, tetapi bukannya mati, Hanuman justru membakar kerajaan Alengka dan berhasil meloloskan diri. Sekembalinya dari Alengka,Hanuman menceritakan semua kejadian dan kondisi Alengka kepada Rama. Setelah adanya laporan itu, maka Rama memutuskan untuk berangkat menyerang kerajaan Alengka dan diikuti pula pasukan kera pimpinan Hanuman.


Setelah tibanya Rama di Alengka peperangan terjadi, dimana awalnya pihak Alengka dipimpin oleh Indrajid. Dalam pertempuran ini Indrajid dapat dikalahkan. Alengka terdesak oleh bala tentara Rama, maka Kumbakarna raksasa yang bijaksana diminta oleh Rahwana menjadi senopati perang. Kumbakarna menyanggupi tetapi bukannya untuk membela kakaknya yang angkara murka, namun demi untuk membela bangsa dan  negaraAlengkadiraja. Dalam pertempuran ini Kumbakarna dapat dikalahkan dan gugur sebagai pahlawan bangsanya. Dengan gugurnya sang adik, akhirnya Rahwana menghadapi Rama. Pada akhir pertempuran ini Rahwana dapat dikalahkan oleh Rama. Rahmana mati terkena panah pusaka Rama dan dihimpit gunung Sumawana yang dibawa Hanuman.

Setelah  pertempuran yang dahsyat itu berlalu, dengan kalahnya pihak Alengka maka Rama dengan bebas dapat memasuki istana dan mencari sang istri tercinta. Namun Rama tidak bertemu langsung dengan Shinta, tetapi dia memerintahkan Hanuman untuk mengatakan pada Shinta bahwa peperangan telah usai. Lalu Shinta ditemani Tritaja bertemu dengan Rama, tetapi Rama menolak karena menganggap Shinta telah ternoda selama Shinta berada di kerajaan Alengka. Maka untuk membuktikan pada Rama bahwa dia masih suci, Shinta melakukan pati obong. Karena kebenaran kesucian Shinta dan pertolongan Dewa Api, Shinta selamat dari api. Dengan demikian terbuktilah bahwa Shinta masih suci dan akhirnya Rama menerima kembali Shinta dengan perasaan haru dan bahagia. Dan akhirnya mereka kembali ke  kerajaan Ayodya.

















4.
Salah Asuhan

Karya abdul muis


Hanafi adalah seorang anak pribumi yang berasal dari solok.Ibunda adalah seorang janda yang suaminya sudah meninggal semenjak hanafi masih kecil.Ibu sangat menyayangi Hanafi.Meskipun sudah menjanda.
Ibunyamenginginkan anaknya pintar. Lalu Ibunya mengirim Hanafi keBetawi untuk bersekolah di HBS.Ibunya selalu berusaha keras untuk selalu memenuhi segala biaya Hanafi.Selama bersekolah di Betawi, Hanafi dititipkan kepada keluarga Belanda.Sehingga pergaulan Hanafi tidak lepas dari orang-orang Belanda.Setelah lulus sekolah di HBS, pergaulannya juga tidak lepas dari orang-orang Eropa, karena ia bekerja di Kantor BB sebagai asisten residen di Solok. Meskipun Hanafi seorang pribumi asli, tingkah  lakunya serta gaya hidupnya sudah berubah menjadi kebarat-baratan. Bahkan terkadang tingkah lakunya melebihi orang Belanda asli.Selama ia bergaul dengan orang-orang eropa dan setiap hari bersekolah di HBS, Hanafi dekat dengan gadis eropa yang bernama Corrie. Hanafi sangat sayang dan menyukai corrie sebagai pacarnya.
Hanafi memberitahukan perasanya kepada corrie tetapi corrie langsung pergi menjauh karena corrie tau itu semua tidak mungkin terjadi karena perbedaan budaya antara bangsa melayu dengan bangsa eropa. Corrie juga ditentang oleh ayahnya jika menikah dengan orang melayu.Karena penolakan tersebut, Hanafi jatuh sakit selama beberapa hari.Selama dia sakit, Hanafi hanya dirawat oleh ibunya, dan selama itu pula Hanafi sering mendapat nasihat dari ibunya.Ibunya menasihati dan membujuk Hanafi agar Menikah dengan Rapiah, yaitu anak mamaknya.
Hanafi sangat amat marah, karena Hanafi sungguh tidak mengetahui siapakah Rapiah itu dan Hanafi hanya suka kepada Corrie. Maka Ibu Hanafi menjelaskan bahwa Rapiah adalah anak mamak, Sultan Batuah.karena ibunya ingin membalas hutang budinya maka Hanafi di jodohkan,setelah mendengar penjelasan ibunya akhirnya hanafi menikah dengan Rupih dan di karuniai seorang anak.
Karena pernikahan yang tidak di dasari rasa cinta,keluarga itu tidak tentram dan damai hanafi slalu melukai perasaan Rupiah,tetapi Rupiyah hanya diam saja tidak mau melawan, hingga suatu hari Hanafi murka kepada Ibunya. Dengan tidak sengaja Ibunya menyumpahi Hanafi. Tiba-tiba anjing gila mengigit pergelangan Hanafi hingga Hanafi harus berobat keBetawi. Sampai di Betawi Hanafi bertabrakan dengan seorangga dieropa, yang tidak lain adalah Corrie. Dengan amat senang mereka berdua menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan berdua menggunakan sepeda angin. Sudah satu minggu Hanafi meninggalkan Solok, setelah itu Hanafi mencari kerja di Kantor BB sebagai commies .Meskipun gaji awal cukup kecil, namun hanafi sangat senang. Karena dia dapat bertemu dengan Corrie setiap hari. Hanafi berusaha keras untuk mendapatkan Corrie.
Hanafi rela berubah kewarganegaraan menjadi Eropa.Setelah itu, Hanafi memohon kepada Corrie untuk menerima ajakan pertunangannya. Karenamelihat Hanafi begitu corrie pun menerimanya dengan banyak resiko. Pesta pertunangan mereka dilakukan dikediaman rumah teman Belandanya, namun tuan rumah Nampak tidak begitu suka dengan pertunangan itu.Hanafi tega dengan ibu dan Rupiah walaupun mereka mengetahui kalo Hanafi menikah,Rupiyah masih setia menunggunya.

Hanafi dan corrie sudah menikah lalu hidup bersama,tidak lama kemudian keluarganya berantakan karena Hanafi selalu bersikap angkuh kepada Corrie tidak tahan dengan sikap Hanafi kemudian dia memutuskan untuk pergi ke semarang dan meninggalkan Hanafi,tidak lama kemudian Hanafi mengetahui keberadaanya corrie yang tinggal dipanti Asuhan Hanafi pun kesana, Namun sampai disana justru berita buruk yang diterima oleh Hanafi. Bahwa Corrie masuk rumah sakit karena sakit keras, yaitu kolera.Hingga akhirnya nyawa Corrie tidak dapat ditolong lagi. Setelah kepergian Corrie, Hanafi pulang keSolok untuk menemui Ibunya. Setelah beberapa hari Hanafi sampai di Solok, ia jatuh sakit karena meminum  enam butir obat sublimat, sampai akhirnya Hanafi tidak tahan dengan sakitnya dan akhirnya Hanafi meninggal dunia.


















5.
Serat Riyanta
    
Diceritakan zaman dahulu, di kota Surakarta terdapat bangsawan luhur, yaitu Pangeran Natasewaya. Pangeran Natasewaya tersebut hanya mempunyai anak laki-laki satu-satunya yang bernama Raden Mas Riyanta. Sejak Raden Mas Riyanta berumur enam tahun ia sudah ditinggal oleh ayahnya, karena ayahnya sudah meninggal dunia. Raden Mas Riyanta hanya diasuh oleh ibundanya saja, karenanya Raden Mas Riyanto sangat disayang oleh ibunya.

Ketika Raden Mas Riyanta berumur tujuh tahun, ia berpisah dengan ibunya karena Raden Mas Riyanta bersekolah di Semarang. Di Semarang Raden Mas Riyanta ikut tinggal bersama Pamanya yang bernama Raden Mas Tandhawijaya.
Dalam menuntut ilmu Raden Mas Riyanta sangat senang dengan menggambar. Tetapi ketika berumur 14 tahun Raden Mas Riyanta kembali lagi ke Surakarta karena ia akan melaksanakan sunat.
Menginjak kedewasaanya, Raden Mas Riyanta sangat senang dengan berkelana sampai malam  hari, tetapi hal ini membuat ibunya takut apabila anak laki-laki satu- satunya yang telah ditinggal ayahnya itu menjadi salah pergaulan dan tidak baik nantinya dalam bertindak. Dalam bepergian Raden Mas Riyanto juga tidak pernah menceritakan kemana perginya dan dengan siapa ia pergi, sehingga membuat ibunya Raden Ayu Natasewaya khawatir .
Dalam kedewasaanya Raden Mas Riyanta banyak disukai, dikagumi dan dicintai oleh para wanita disana, tetapi Raden mas Riyanta belum ingin menikah dahulu. Karenanya Ibunda Raden Mas Riyanta mengatur siasat untuk mengetahui kemana Raden Mas Riyanta pergi. Sang Ibunda menyuruh adiknya Raden Mas Riyanta yaitu Raden Ajeng Marsam untuk selalu memperhatikan dan mengawasi Raden Mas Riyanta. Awalnya Raden Ajeng Marsam menolak untuk melakukan itu karena setiap Raden Mas Riyanta ditanya olehnya juga tidak menjawab, hanya melangkah saja. Tetapi akhirnya Raden Ajeng Marsam mau melaksanakan tugas dari ibunya. Ia disuruh ibunya untuk menanyakan kemana perginya Raden mas Riyanta, apa hanya main saja atau ada maksud lain, kedua ia disuruh untuk mengambil hati Raden Mas Riyanta agar mau untuk menikah.
Suatu waktu, ketika Raden Mas Riyanta baru pulang dari perginya, Raden Ajeng Marsam menanyakan perginya kemana, kenapa baru pulang. Tetapi Raden Mas Riyanta tetap tidak menjawab, ia hanya mengatakan bahwa itu tidak perlu dijawab, karena ini hanya berkelana biasa, dan masalah untuk menikah Raden Mas Riyanto belum ingin, karena belum menemukan wanita yang cocok, dia menjelaskan kepada Raden Ajeng Marsam kriteria wanita yang nantinya akan menjadi istrinya. Yaitu yang sama- sama cocok dikedua pihak keluarga dan itu belum ia temukan.
Suatu malam dirumahnya,  Raden Mas Riyanta kedatangan tamu, yaitu temanya Raden Mas Duryat. Raden Mas Duryat hendak mengajak Raden Mas Riyanta untuk pergi ke Alun-alun untuk melihat komedi hindhu. Awalnya Raden Mas Riyanta menolak untuk pergi kesana, karena ia takut apabila bertemu dengan ibunya. Tetapi karena bujukan Raden Mas Duryat akhirnya Raden Mas Riyanta mau diajak untuk pergi ke alun-alun. Sesampainya disana, ketika hendak masuk untuk melihat komedi hindhu Raden Mas Riyanto menolak untuk masuk keruangan tersebut, ia ingin diluar saja. Sehingga Raden Mas Duryat masuk sendiri tanpa Raden Mas Riyanta.
Ketika menunggu Raden Mas Duryat, Raden Mas Riyanto berfikir untuk pulang saja. Tetapi tiba- tiba ada seorang wanita berumur empat belas tahun yang menabraknya sambil menangis.
Dia kehilangan rombongan orang tuanya. Akhirnya  Raden Mas Riyanta menolongnya mencari orang tuanya. Tetapi ketika Raden Mas Riyanta menanyakan tempat tinggalnya agar diantar, perempuan itu tidak menjawab. Karena sulit untuk diajak bicara Raden Mas Riyanta mencari tempat yang nyaman untuk bicara, kemudian menuju losmen. Perempuan tersebut bernama Raden Ajeng Srini, tetapi Raden Ajeng Srini tidak mau masuk ke losmen. Karena dibujuk oleh Raden Mas Riyanto akhirnya Raden Ajeng Srini masuk, kemudian duduk dan disuguhi minuman.
Dalam pertanyaan Raden Mas Riyanta perempuan tersebut tidak menjawab apa- apa, ia hanya mengusapkan saputangan yang ada di tanganya. Sehingga membuat Raden Mas Riyanta bingung karena tidak selesai-selesai masalah ini. Kemudian Raden Mas Riyanto masuk losmen untuk ke toilet. Setelah keluar dari toilet, Raden Ajeng Srini sudah tidak ada, menurut orang sekitar ia sudah naik delman dari Tamansari.
Hal ini membuat Raden Mas Riyanta tidak tenang. “Apa benar delman yang dia naiki adalah kereta keluarganya? Ataukah orang jahat. Kalaupun itu keluarganya, saya bisa lega, tetapi kalau itu orang jahat, bagaimana nasibnya?” Gumam Raden Mas Riyanta dalam hati.
Karena masalah ini Raden Mas Riyanta pulang kerumah sangat malam. Ini membaut ibu Raden Mas Riyanto semakin khawatir. Ketika Raden Mas Riyanto ditanya alasan kenapa pulang terlambat Raden Mas Riyanta tetap diam. Walaupun yang menanya adiknya Raden Ajeng Marsam, Raden Mas Riyanta tetap tidak menjawab. Ini membuat Raden Ajeng Marsam serba salah, karena ia sedang disuruh ibu untuk mengawasi tetapi tidak mendapat hasil apa-apa.
Ternyata delman yang Raden Ajeng Srini berhentikan itu adalah delman yang dinaiki oleh ibunya, sehingga Raden Ajeng Srini bisa pulang bersama ibunya ke Tamansari kediamanya. Sesampainya dirumah, Raden Ajeng Srini tidur di kamarnya. Tetapi Ayahnya Kyai Pramayoga memanggil Raden Ajeng Srini karena khawatir. Kemudian Raden Ajeng srini menghampiri ayahnya, dan ayahnya memintanya untuk bercerita apa yang terjadi. Sehingga Raden Ajeng Srini menceritakan kejadian dimana ia ditolong oleh seorang bangsawan yang santun tetapi ia tidak menjawab apa yang ditanyakan oleh bangsawan tersebut bahkan tidak berterimakasih.
Hal itu membuat Kyai Pramayoga menanyakan ciri-ciri bangsawan yang menolongnya, karena ia begitu berhutang budi dan sabar dalam menolong anaknya. Raden Ajeng Srinipun mendiskripsikan laki-laki yang menolongnya kepada ayah dan ibunya, bahwa bangsawan tersebut masih muda dan terlihat sebagai bangsawan yang besar. Tetapi ibunda Raden Ajeng Srini justru meledek Raden Ajeng Srini, karena Raden Ajeng Srini malu-malu ketika menceritakan laki- laki yang menolongnya.
Raden Ayu sangat marah karena kejadian Raden Mas Riyanta yang pulang terlambat pada malam itu, tetapi raden Ajeng Marasam tidak bisa menemukan jawaban kenapa Raden Mas Riyanta pulang terlambat. Sehingga suasana di kediama Raden Ayu Natasewaya kurang menyenangkan. Suatu saat ketika Raden Ajeng hendak ke kamar Raden Mas Riyanta, disitu tidak ada Raden Mas Riyanta, hanya ada tulisan untuk adiknya Raden Ajeng Marsam. Yang berisikan bahwa ia meningglakan rumah, jika ia selamat ia akan menceritkan kejadian malam dimana ia pulang terlambat.
Raden Ayu begitu khawatir ketika mendengar Raden Mas Riyanta pergi dari rumah. Ia mencari tau kemana Raden Mas Riyanta pergi. Tiba-tiba ia berfikir akan teman lamanya yaitu Dipati Pramayoga yang berkediaman di Tamansari. Kemudian Raden Ayu Natasewaya berkunjung kerumahnya. Ia menceritakan bahwa anaknya Raden Mas Riyanta pergi dari rumah kepada Dipati Pramayoga dan Raden Ayu Pramayoga istrinya.
 Dipati Pramayogapun juga bercerita bahwa saat malam ada komedi di alun-alun ia juga sempat kehilangan putri satu-satunya yaitu Raden Ajeng Srini.Sehingga waktu berkunjung tersebut Raden Ajeng Srini bercerita kepada Raden Ayu Natasewaya. Disitu justru berguyon tentang Raden Ajeng Srini dengan laki-laki yang menolongnya. Tetapi Raden Ayu Natasewaya tidak tahu, bahwa yang menolong Raden Ajeng Srini adalah anaknya sendiri Raden Mas Riyanta.

Dalam perjalanan ia pergi, Raden Mas Riyanta mapir ke kediaman Raden Mas Duryat dan bercerita tentang malam dimana ia pergi bersama. Raden Mas Riyanta menanya kenapa Raden Mas Duryat tidak mencarinya. Raden Mas Duryat pun menceritakan kejadian dialun-alun yang rusuh karena ramai. Raden Mas Duryat mengatakan “ untung kamu tidak masuk kedalam, karena didalam sempat terjadi kerusuhan penonton” dan bercerita ada rombongan menggunakan delman dari Tamansari.
Raden Mas Riyanta pun menduga, delman tersebut adalah delman yang dinaiki oleh perempuan  yang ia ditolong. Dan mencari tau siapa yang mempunyai delman tersebut. Dari informasi Raden Mas Duryat yang mempunyai delman tersebut adalah Dipati Pramayoga dari Tamansari. Kebetulan ternyata Raden Mas Riyanta mengenal bangsawan dari Tamansari tersebut.
Dari informasi Raden Mas Duryat, Raden Mas Riyanta akhirnya berkunjung ke Tamansari, kediaman Dipati Pramayoga. Disitu ia bertemu dan mencari tau apakah benar, perempuan yang ditolongnya adalah anak dari Dipati Pramayoga, ternyata memang benar. Perempuan tersebut bernama Raden Ajeng Srini, ia adalah anak satu-satunya Dipati Pramayoga. Ketika Raden Mas Riyanta berkunjung, ia mencari Raden Ajeng Srini, tetapi tidak ia temukan dirumahnya.
Hari itu, Raden Mas Riyanta menginap di kediaman Dipati Pramayoga. Dipati Pramayoga juga menceritakan beberapa hari yang lalu ibunya, Raden Mas Riyanto berkunjung kesini. Sang Ibu juga sedang mencari Raden Mas Riyanta yang pergi sudah lama, Raden Ayu Natasewaya begitu khawatir dengan keadaan Raden Mas Riyanta dan Raden Ajeng Srini juga sedang berada di rumah Raden Ayu Natasewaya.
Esok harinya Raden Mas Riyanta pulang kerumahnya di Natasewaya. Ia memasuki rumah dengan mengendap-endap. Kemudian mencari Raden Ajeng Marsam. Dia heran kenapa rumahnya begitu sepi. Raden Mas Riyanta menemukan Marsam tetapi sedang tidur. Mukanya tampak lelah. Raden Mas Riyanta membangunkan Raden Ajeng Marsam, tetapi Raden Ajeng Marsam tidak bangun dari tidurnya. Sehingga Ia pergi menuju kamar ibu. Ketika didepan pintu kamar ibu, Raden Mas Riyanta melihat sosok Raden Ajeng Srini yang begitu cantik disitulah ia mulai jatuh cinta, tetapi ia tidak masuk ke dalam kamar. Tak lama, Raden Ajeng Srini juga melihat sosok Raden Mas Riyanta, dan ia juga jatuh cinta pada Raden Mas Riyanta. Sontak kaget, Raden Mas Riyanta lalu pergi.
Cepat-cepat Raden Ajeng Srini membangunkan Raden Ajeng Marsam, adik Raden Mas Riyanta. Raden Ajeng Srini langsung membisikan ke telinga Raden Ajeng Marsam tentang kangmasnya yang telah pulang kerumah. Sehingga Raden Ajeng Marsam langsung bangun dari tidurnya. Lalu mencari Raden Mas Riyanta di kamarnya bersama Raden Ajeng Srini. Tetapi Raden Ajeng Srini tidak masuk ke kamar Raden Mas Riyanta bersama Raden Ajeng Marsam.
Dikamar, raden ajeng Marsam bercerita banyak tentang keadaan rumah ketika Raden Mas Riyanta pergi. Ibu sangat khawatir dengan Raden Mas Riyanta hingga membut tidak tenang sampai beliau jatuh sakit. Raden Ajeng Marsam menyuruh Raden Mas Riyanta untuk cepat bertemu dengan ibu, agar ibu tidak khawatir lagi, sehingga Raden mas Riyanta pun langsung bertemu menuju kamar ibu. Sebelum pergi ke kamar ibu, Raden Mas Riyanta bertanya kepada Raden Ajeng Marsam,  siapa perempuan tadi yang bersamanya.
 Raden Ajeng Marsam menjelaskan sambil meledek Raden Mas Riyanta, bahwa itu Raden Ajeng Srini anak dari dipati Pramayoga Tamansari.Sesampainya dikamar ibu, Raden Ajeng Srini baru sadar bahwa laki-laki tersebut adalah bangsawan yang menolongnya di losmen saat ia hilang. Tetapi mereka sama-sama bungkam tidak menceritakan satu sama lain. Sedangkan sang Ibu, melihat sosok Raden Mas Riyanta langsung sembuh secara tiba-tiba dan hatinya merasa tenang.
Diwaktu sore Raden Mas Riyanta melihat seorang perempuan sedang memetik bunga, kemudian Raden Mas Riyanto mendekat, perempuan tersebut bernama Raden Ajeng Nestri. Dia mengatakan bahwa bunga yang ia petik untuk oleh-oleh Raden Ajeng Srini, sehingga membuat Raden Mas Riyanta ikut memetik bunga yang mekar.
Tak lama kemudian, Dipati Pramayoga tahu dari Raden Ajeng Srini akan laki-laki yang menolong anaknya diwaktu malam Raden Ajeng Srini hilang, ternyata adalah Raden Mas Riyanta. Dipati Pramayoga menanyakan kepada Raden Ajeng Srini kenapa ketika ia menceritakan hilangnya Raden Ayu Srini Raden Mas Riyanta hanya diam saja. Sehingga semuanya sudah tau, kecuali Raden Ayu Natasewaya dan Raden Ajeng Marsam.
Suatu waktu ketika Dipati Pramayoga mengobrol dengan Raden Ayu Natasewaya mengungkit masalah Raden Mas Riyanta, kenapa ia tak menikah-menikah. Padahal banyak wanita yang ingin menikah dengan Raden Mas Riyanta. Tetapi Raden Ayu Natasewaya hanya mengatakan belum ada yang cocok. Disitulah terjadi kecocokan untuk sama-sama menjodohkan anak masing – masing, yaitu Raden Mas Riyanta dengan Raden Ajeng Srini. Tetapi mereka bergumam bahwa tidak ada gejala saling menyukai diantar dua anak tersebut. Padahal Raden Mas Riyanta dengan Raden Ayu Srini saling suka. Tetapi Dipati Pramayoga dan Raden Ayu Natasewaya kemudian mengiyakan masalah ini.
Setiap hari Raden Mas Riyanta berkunjung ke Tamansari Rumah Dipati Pramayoga. Disana ia memainkan gending dan banyak warga Tamansari yang mengaguminya. Berkunjungnya ia kesana selain bermain gending juga ingin bertemu dengan Raden Ajeng Srini. Tetapi sikap Raden Mas Riyanta sangat hati-hati, sehingga tindakanya yang seperti itu tidak dicurigai oleh siapapun. Karena itu Dipati Pramayoga merasa Raden Mas Riyanta biasa saja terhadap Raden Ajeng Srini.
Suatu malam dijalanan, ada arak-arakan dari keluarga Dipati Pramayogi, di delman tersebut ada Raden Ajeng Srini. Malam itu Raden Ajeng Srini banyak yang memuji karena kecantikanya. Dari arah berlawanan ada segerombolan anak laki-laki menunggang kuda, salah satu dari mereka ternyata adalah Raden Mas Riyanta. Dalam rombongan kuda tersebut juga banyak yang memuji ketampanan dan kewibawaan Raden Mas Riyanta. Masing- masing rombongan tersebut kemudian berpapasan dan saling menyapa. Karena sikap Raden Mas Riyanta yang tidak menampakan kecocokanya dengan Raden Ajeng Srini sehingga Dipati Pramayoga memancing kepada Raden Mas Riyanta bahwa Dipati Pramayoga akan segera mengadakan hajatan memiliki menantu. Berita tersebut membuat Raden Mas Riyanta terkejut.
Adanya informasi yang disampaikan oleh Dipati Pramayoga yang demikian membuat Raden Mas Riyanta sedih dan cemburu. Tindakan yang biasa dilakukan Raden Mas Riyanta main ke kediaman Dipati Pramayoga yaitu bermain gending jadi tak pernah dilakukan Raden Mas Riyanta lagi. Hal ini juga membuat khawatir Dipati Pramayoga, karena Raden Mas Riyanta tak pernah berkunjung lagi. Suatu saat Dipati Pramayoga meminta maaf akan kesalahan yang diperbuatnya sehingga Raden Mas Riyanta tak berkunjung lagi kerumahnya. Tetapi Raden Mas Riyanta hanya memberikan alasan dia sibuk berbenah rumah dan kegiatan lain sehingga tidak ada waktu lagi.
Hari demi hari dilalui dengan kecumburuan Raden Mas Riyanta. Suatu sore ia melihat Raden Ajeng Nestri berkunjung ke Natasewaya.
Dipanggillah Raden Ayu Nestri oleh Raden Mas Riyanta. Raden Mas Riyanta menyampaikan bahwa jika ia melihat Raden Ajeng Nestri jadi teringat Raden Ajeng Srini. Raden Mas Riyanta berpesan kepada Raden Ajeng Nestri apabila ia bertemu dengan Raden Ajeng Srini tanpa ada orang yang melihatnya sampaikan bahwa Raden Mas Riyanta harus menyumbang apa dalam pernikahannya dengan bangsawan yang telah disiapkan oleh ayahnya.Karena hal ini kalimat yang dititipkan raden Mas Riyanto kepada Raden Ajeng Nestri membuat Raden Ajeng Srini juga sedih.
Suatu hari Raden Mas Riyanta tidak semangat melakukan apa- apa. Ia melihat hasil gambar dirinya diwaktu yang lalu. Dia ingin menggambar tetapi tidak tertarik menggambar tanaman ataupun pemandangan yang biasa ia gambar. Dalam benaknya ia hanya teringat Raden Ajeng Srini, sehingga dengan mudah ia menggambar Raden Ajeng Srini yang jelas ada difikiranya. Dalam lukisan tersebut ia tuliskan kata ‘mutiara wanita’ dipojok lukisan. Tiba-tiba ia menjadi salah tingkah karena takut apabila lukisan tersebut ketahuan oleh ibunya Raden Ayu Natasewaya atau adiknya Raden Ajeng Marsam.
Terdengar suara langkah kaki yang menuju kamar Raden Mas Riyanta, Raden Mas Riyanta menjadi gugup dan bingung akan dimana lukisan tersebut disembunyikan. Lukisan tersebut akhirnya disembunyikan dilemari pakaian. Kemudian terengar suara izin Raden Ajeng Marsam untuk memasuki kamar Raden Mas Riyanta, adiknya tersebut memberi tahu bahwa ada tamu yaitu Raden Mas Duryat. Keluarlah Raden Mas Riyanta dari kamar untuk menemui Raden Mas Duryat. Dalam obrolanya dengan Raden Mas Duryat menceritakan bahwa akhir- akhir ini banyak maling, larutlah mereka dalam obrolan tersebut.
Dilain tempat, Raden Ajeng Marsam melihat lukisan yang disembunyikan oleh Raden Mas Riyanta, dengan terkejut dan kagum ia melihat akan keindahan yang dilukis oleh kakanya, kemudian menyembunyikan lukisan tersebut. Beberapa saat kemudian Raden Mas Riyanta mencari Raden Ajeng Marsam untuk menanyakan lukisan tersebut, tetapi ketika bertemu, Raden Ajeng Marsam mengatakan tidak mengetahui apa-apa. Tetapi akhirnya mengaku bahwa dialah yang mengambil lukisan tersebut, dan menuntut Raden Mas Riyanta untuk memberikan pengakuan akan kecintaanya kepada raden Ajeng Srini. Awalnya Raden Mas Riyanta menolak, tetapi akhirnya bercerita dan menceritakan bahwa Raden Ajeng Srini akan segera menikah dengan bangsawan yang telah disiapkan Ayahnya.
Karena hal tersebut, Raden Ajeng Marsam bertindak dan menyampaikan hal ini ke ibunya, Raden Ayu Natasewaya. Raden Ayu Natasewaya pun marah akan hal tersebut, karena Dipati Pramayoga ternyata mengingkari masalah yang saat itu mereka sepakati. Diutuslah Raden Ajeng Marsam oleh ibunya untuk menanyakan kebenaran hal tersebut, dan menyampaikan lukisan tersebut kepada Dipati Pramayoga.
Sesampainya di kediaman Dipati Pramayoga, Raden Ajeng marsam menyampaikan pesan yang dititipkan oleh ibunya dan memberikan lukisan yang bergambarkan Raden Ajeng Srini tersebut. Tetapi Dipati Pramayoga hanya tertawa mendengar berita kesalahpahaman yang terjadi dan memuji akan lukisan  yang dilukis oleh Raden Mas Riyanta. Kemudian Dipati pramayoga menjelaskan , bahwa menantu yang disiapkannya tersebut adalah Raden Mas Riyanta sendiri. Hal ini membuat lega Raden Ayu Natasewaya, karena ternyata ini hanya salah paham.
Suatu hari Raden Ajeng Srini menangis ketika ibunya menyampaikan ia akan segera dinikahkan oleh pilihan ayahnya. Tetapi ternyata tangisan Raden Ajeng Srini juga termasuk salahpaham, yang diketahui oleh Raden Ajeng Srini, ia akan dinikahkan bukan dengan Raden Mas Riyanta. Tetapi ibunya telah menjelaskan sambil tertawa akan kesalahpahaman yang menyebar ini, bahwa yang akan dinikahkan dengannya adalah Raden Mas Riyanta.
Dari banyaknya cerita yang dilalui akhirnya di kediaman Raden Ajeng Srini Tamansari telah siap akan acara pernikaan. Banyak dari tamu yang mengagumi pengantin tersebut. Menikahlah Raden Mas Riyanta dengan Raden Ajeng Srini.
6.
Wong Wadon Dinarsih

Tapihe Dinarsih berubah sehingga hatinya  tidak  tenang,dijalan Dinarsih bertemu dengan  Dhe supi lalu Dinarsih tres  Dhe dari mana,Dhe supi di tanya kok kelihatan kebingungan. Lalu  dhe supi memerintah Dinarsih pulang karena kasihan dengan suaminya  yang masih sakit, Dinarsih itu sudah punya suami. Dinarsih pergi kerumah suaminya,ternyata setelah sampai di rumah ada seorang laki-laki berkacamata,katanya itu penjual kacamata yang mempunyai  pil kina.setelah sampai rumah Dinarih masuk,laki-laki itu mengunci rumahnya  Dinarsih dibawa ke kamar dan  dikunci.Dinarsih berteriak keras tetapi tidak ada yang mendengar.laki-laki  kacamata itu sudah melakukan tindakan yang tidak senonoh.
Lalu paginya  Dinarsih pamit denagn  Sudarmin suaminya jika  Dinarsih mau menjenguk ibunya, Dinarsih ingin menenangkan hati yang tidak  karuan .dijalan  Dinarsih bertemu dengan wanita  setengah tua.karena sudah gelap langitnya ,tanda malam.wanita itu mengajak Dinarsih ke rumahnya ,Dinarsih kemudian ikut,sampai rumahnya  Dinarsih kaget ,ternyata wanita itu ibunya laki-laki berkacamata itu,laki-laki itu bernama patah, Dinarsih lalu pergi dari rumah itu dan langsung pamit dengan ibunya .
Dinarsih jalan terus tanpa tahu dia harus pergi kemana. Sudah dua hari Dinarsih tidak pulang .Dhe Supi denagn  Sudarmin bingung,tadinya  Dinarsih pamit Cuma sehari saja, sorenya  Dhe Supi pulang,Sudarmin suami Dinarsih dirumah sendirian tengak-tengok di kamar.
Diluar terdenagr suara tangis anak perempuan.Sudarmin keluar seperti  Dinarsih,batinnya  Sudarmin mendekati  perempuan itu.bukan  Dinarsih,tetapi namanya Latifah,Latifah lalu diajak masuk sama Sudarmin,Latifah itu  diusir oleh keluarganya ,dirinya masih hamil.suaminya tidak percaya jika bayi yang ada di kandungannya anaknya.
.Sudarmin kasihan sekali,lalu Latifah disuruh nginep di rumahnya dan merawat Sudarmin.setelah  Latifah dirumah  Sudarmin,Sudarmin semakin sehat .sekarang sudah tre berjalan.Latifah pamit pulang ,karena sudah lamadirinya dirumah  Sudarmin.Sudarmin mau pergi kerumah mertuanya ,ibunya Dinarsih.ditengah perjalanan,Sudarmin bertemu  Dulrakim,temannya.Dulrakim itu supir truk. Dulrakim ngajak bareng,dan Sudarmin naik dan duduk didepan,sebelahnya  Dulrakim.dalam  perjalanan Dulrakim crita jika dirinya pernah melihat  Dinarsih,tetapi sekarang sudah tidak pernah melihatnya.sampai dirumah mertuanya ternyata  Dinarsih tidak ada dirumah ibunya.Sudarmin sudah bingung mau mencari kemana lagi Dinarsih.
 Waktu perjalanan pulang Sudarmin melihat wanita cantik seperti Dinarsih.Sudarmin mendekati ,ternyata beneran ,wanita itu adalah Dinarsih di sebuahw arung yang banyak laki- laki yang tidak benar .Sudrmin menghampiri  warung tadi .ternyata  Dinarsih kerja di  warung itu menjadi wanita yang melayani laki laki yang tidak benar itu .sekarang dia sudah memiliki banyak uang.
Sudarmin tidak sabar ingin menyeret  Dinarsih untuk keluar dari  warung,tetapi  Sudarmin tidak ingin ada  keributan disana,Sudarmin berniat besok kesitu lagi,paginya  Sudarmin tress ke warung itu dan langsung nyeret Dinarsih keluar.
Kemudian Dinarsih diajak Sudarmin ke hutan yang sepi.Dinarsih dipukul lalu Dinarsih minta maaf.Sudarmin marah banget dan ingin membunuh Dinarsih.Dinarsih dicekik sampai Dinarsih sudah tak bernyawa.
Lalu  mayitnya  Dinarsih dibawa kedalam  gua dekat hutan yang sepi .
setelah beberapa hari Sudarmin seperti orang tress ,takut,karena sudah membunuh istrinya.
Sorenya ada polisi dan   Pak Lurah datang kerumahnya lalu  Sudarmin dibawa ke kantor polisi,disana ada ibunya.
Akhirnya Sudarmin mengaku jika yang membunuh  Dinarsih itu Sudarmin.
Sudarmin dipenjara sepuluh tahun karena dia sudah mengakui kesalahannya dosa besar. Sesudahnya  sepuluh tahun,Sudarmin keluar dari penjara.
Sudarmin sudah terlihat alim,sekarang solatnya rajin.dijalan bertemu latifah yang dulu pernah nginep dirumahnya.Latifah cerita jika Latifah sudah bercerai dengan suaminya.lalu  Sudarmin bereencana mau menikahi Latifah.
Latifa menyetujui rencana itu,karena Latifa berfikir agar anaknya mempunyai ayah.beberapa hari kemudian Sudarmin dan  Latifah menikah kemudian  hidup bahagia bersama.



















7.
Ngulondara
Karya : Nargono Djajaatmadja

Novel Ngulandara karya Nargana Djajaatmadja, terdapat Tokoh utama yang menyamar sebagai Rapingun yang menolong mobil Raden bei Asisten Wedana saat akan melanjutkan perjalanan, mereka akhirnya dapat melanjutkan perjalannan, mereka dikejutkan karena Rapingun berusaha lari seperti manusia misterius. Namun Raden Supartinah telah mengetahui nomor mobil dari Rapingun itu. Ketika suatu hari ada Nyonya Oei Wat Hien ia bercerita tentang Rapingun yang sangat sopan dan jujur. Karena hal itu akhirnya Rapingun diangkat sebagai sopir dari keluarga Den Bei Asisten Wedana.
Akhirnya Rapingun sangat kerasan tinggal di tempat Den Bei, dan telah berhasil menaklukan kuda tersebut. Suatu hari Rapingun bersama Raden Supartinah pergi ke Magelang ,mulailah akhirnya hubungan itu berlanjut diantara keduanya. Ketika mereka sedang menonton Wayang bersama Den Bei Mantri Gudhang, dan istrinya Raden Supartinah merasa gelisah karena ada dua pemuda yang mengintai mereka. Raden Supartinah mengajak pulang , dalam perjalanan mereka dicegat dua pemuda tadi yang bernama Hardjana. Terjadilah perkelahian dan tangan Rapingun terluka dan dibawa ke Rumah Sakit ketika pulang mereka tidak bercerita kepada Den Bei Asisten Wedana.Karena hal itu Den Bei semakin sayang pada Rapingun karena ada hal yang mendesak akhirnya Rapingun memutuskan untuk pamit untuk mencari orang Tuanya.
Akhir dari Cerita ini yaitu terbongkarnya Rapingun yang adalah seorang raden Mas Sutanta karena secara tidak sengaja Den Bei Mantri Guru tahu asal usul dari Rapingun itu. Akhirnya Raden mas Sutanta menikah dengan Raden Supartinah dan mempunyai seorang anak yang menambah kebahagian keluarga Den Bei Asisten Wedana.









8.



“Anak Bajang Menggiring Angin”

Karya : Sindhunata


Disebuah Negeri Lokapala,ada seorang Raja yang bernama Begawan Wisrawa dan istrinya bernama Dewi Lokawati.Beliau mempunyai anak yang bernama Prabu Danareja.Saat  ini negeri Lokapala sedang dirundung muram,karena asmara Prabu Danareja yang belum kesampaian membuat alam di negerinya suram,sehingga tanah-tanahnya menjadi gersang dan kehijauan alamnya juga berubah menjadi kering,sehingga kehidupan rakyatnya mengalami penderitaan . Malam itu prabu Danareja sedang memikirkan sesuatu.Ternyata Prabu Danareja  sedang memikirkan seorang ambin yang cantik.Putri tersebut bernama Dewi Sukesi anak dari Prabu Sumali dari negeri Alengka.Begawan Wisrawa adalah sahabat kecil Prabu Sumali.Demi untuk mendapatkan Dewi Sukesi,Begawan Wisrawa rela bertapa dan  meninggalkan istrinya untuk Prabu Danareja.
Di Negeri Alengka sedang di adakan sebuah sayembara. Prabu Wisrawa pun mendatangi Negeri Alengka,tanpa menghiraukan anak dan istrinya yang sedang menunggu di Lokapala.Banyak para raja yang berusaha untuk mendapatkan Dewi Sukesi tetapi para raja itu kesaktiannya dapat di kalahkan oleh pamannya yaitu Arya Jambumangli. Raja- raja yang gugur dalam sayembara itu arwahnya banyak yang bergentayangan di negeri Alengka.
Dewi Sukesi bermimpi dia menerima Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu,tanpa mengetahui maknanya.Ketika Dewi Sukesi mengatakan janji tiba-tiba bumi bergoncang,kilat menggelegar,hujan lebat seakan turun dari kahyangan ,gelap sejenak menutupi Alengka.
Akhirnya Begawan Wisrawa tiba dinegeri Alengka dan disambut oleh sahabatnya yaitu ayah dari Dewi Sukesi.Begawan Wisrawa menceritakan niatnya yang akan melamar Dewi Sukesi untuk anaknya Prabu Danareja,prabu sumali takut kalau wisrawa akan mati ditangan jambumangli.Tetapi wisrawa tidak takut dengan jambumangli dia lebih takut kalau mereka mengetahui makna dari mimpi Dewi Sukesi.Disuruhlah Dewi sukesi ketaman yang sepi,demi anaknya Danareja dia akan menguraikan makna dari sastra jendra hayuningrat pangruwating.
Ditaman yang hanya berhias kembang kenanga,sukesi bagaikan berdiri di dataran dengan tangannya mencengkeram tiga buah bulan waktu malam,Keelokannya bagai mengutuk tiga dunia,dihatinya terbelah luka-luka,suram-suram cahaya matanya.Tiba pada saatnya ambing wisrawa mulai menguraikan tentang mimpi sukesi.Sastra jendra adalah kehidupan,kehidupan dalam hati yang tidak mempunyai wadah didunia ini.
Dewi Sukesi lalu menceritakan tentang mimpinya,ketika ia berada disuatu dunia yang tak mengenal bulan dan matahari .Gelap dan terang sekaligus,tapi tiba-tiba mencuat sebuah cahaya,menggulung menjadi mega yang bararak gemerlap diiringi suara mulia gamelan para bidadari  yang tidak tahu dari mana asalnya.Sukesi pun berlinangan air matanya.
Wisrawa berkata cahaya itu adalah sastra jendra dalam hatimu sendiri.Kebijaksanaan manusia tersembunyi dalam hatimu sendiri.Sukesi lalu meratapi isi hatinya yang selama ini menderita dan sengsara  yang dialaminya.
Didalam hatinya juga ada keindahan yang tak dapat di pahami oleh wisrawa.Setelah berbincang-bincang terdengar suara gaib yang terus memanggilnya untuk mendekat dengan wiswara,bau boreh bayi semerbak disekitanya.Dewi sukesi pun tidak berdaya menahan godaan setan itu, sehingga hal yang tidak di ingnkan pun terjadi. Sukesi dan wisrawa melakukan hubungan yang tidak sepantasnya mereka lakukan. Mereka berdua mabuk dengan darah manusia karena Dewi Sukaesi kerasukan roh halus.
Tiba-tiba didepan khayangan terjadi huru hara luar biasa.Demikian suara-suara kejahatan itu berteriak riuh-rendah.Batara Guru kembali ke istananya,memanggil istrinya Dewi Uma, Batara Guru mengajak istrinya untuk membantu masalah yang sedang dihadapi oleh sukesi dan wisrawa.Begawan wisrawa merasa bersalah karena perbuatannya.
Ternyata sastra jendra ternyata bukanlah wedaran manusia melainkan seruan sebuah hati yang merasa tidak berdaya,memanggil keilahian untuk meruwatnya.Wisrawa dan Dewi Sukesi bercerita kepada prabu sumali ayah dari dewi sukesi,prabu sumali termenung resah memikirkan nasib anaknya.Begawan wisrawa dengan penuh penyesalan meminta maaf kepada prabu sumali.Tetapi prabu Sumali tetap ambin kepada anaknya apapun yang telah terjadi kepada dewi sukesi. Prabu sumali merestui hubungan mereka berdua walaupun itu menyakiti banyak orang termasuk istri dan anak ambing wisrawa.Arya jambumangli yang mngetahui semuanya sangat marah,dia memaki-maki wisrawa,menghina wisrawa dan mnyeret wisrawa keluar dari pendapa istana.Kemudian wisrawa dan sukesi diusir dari Alengka.
Danareja yang sedang menunggu ayahnya dengan penuh harapan merasa gelisah,dia khawatir akan terjadi sesuatu pada ayahnya tapi ibunya selalu ambin semangat Danareja,akhirnya di luar istana terlihat Begawan wisrawa dan sukesi.Mereka menceritakan apa yang telah terjadi kepadanya.mendengan cerita ayahnya Danareja sangat kaget, dia tak menduga, ayahnya yang diharapkan pulang dan membawa dewi sukesi untuknya tetapi ternyata malahan ayahnya sendiri sudah menikah dengan Dewi Sukesi.Betapa hancurnya hati Danareja dan Ibunya,dengan terpaksa Danareja mengusir ayahnya dan dewi sukesi dari negeri Lokapala.Mereka berdua diusir para warga Lokapala.Mereka berdua pun pergi kehutan,menangis,bersedih dan menyesali perbuatannya.
 Beberapa tahun kemudian Dewi Sukesi melahirkan,yang bersamaan dengan gempa bumi tujuh kali.Tetapi bukan bayi yang dilahirkanya melainkan darah,telinga,dan kuku manusia,tak lama darah tersebut menjadi anak dengan sepuluh muka raksasa yang diberi nama Rahwana.Telinga menjadi anak raksasa sebesar Gunung Anakan yang diberi nama Kumbakarna,dan kukunya menjadi raksasa wanita yang tidak sedap baunya diberi nama Sarpakenaka,ia adalah ambing wanita yang tidak mempunyai keistimewaan apa-apa kecuali kegemarannya akan lelaki.Kelak ketika kembali ke Alengka Wisrawa dan Sukesi melahirkan seorang putra lagi yang diberi nama Gunawan Wibisana.Anak terakhir ini berupa manusia sempurna yang baik dan bijaksana,karena ia lahir dari cinta sejati,jauh dari hawa nafsu Sukesi dan Wisrawa.











9.

Gadis Tangsi
Karya : Suparto Brata
      Seorang gadis cilik yang hidup dalam lingkungan tangsi yang keras. Hidup dengan penuh perjuangan demi memenuhi cita-cita orang tuanya.Semangat sang ibu untuk mengumpulkan kekayaan ini terpicu kala seorang adik iparnya bernama Yu Camik yang menuduh dia sebagai seorang perempuan miskin yang hanya bisa mengharapkan kekayaan dari keluarga suaminya. Tentu saja Raminem ibu Teyi  sangat panas mendengarkannya. Siapapun seseorang yang di tuduh seperti itu pasti akan marah,padahal dia sangat patuh mengikuti kemauan ibunya, walaupun sering mengeluh, dan merasa iri pada teman-temannya. Siapa yang tidak iri,jika anak seusianya harus bekerja keras menjual gorengan pagi sampai malam padahal teman-temannya masih suka bermain.
      Meskipun teyi terlihat penurut namun dia anak yang memiliki sikap ingin tau,tekad yang kuat.Teyi selalu tergoda dengan hal-hal yang baru .Pergaulan dengan teman-teman yang berbagai macam karakter membuat Teyi belajar atas semua hal.
      Teyi seorang gadis cilik yang hidup dalam kehidupan tangsi mengambarkan kehidupan pada zaman dahulu seorang gadis yang liar tapi masih tetap mengingat aturan-aturan yang diajarkan oleh ibunya.Ajaran-ajaran seks yang dimasukkan oleh tokoh Kemini dalam otak Teyi telah melekat erat dalam pikiran Teyi. Dia melihat langsung hubungan persetubuhan temannya geminik dengan Suami dari lik Gemi, dan dia juga melihat adegan ciuman yang dilakukan oleh Keminik dengan sumbing. Semua itu merupakan hal yang menjijikkan bagi teyi. Pernah dia punya hasrat untuk melakukan hal yang seperti temannya, Karena dia takut ibunya sehingga tidak dia lakukan. Ada seorang wanita yaitu Putri Parasi, keturunan kerajaan Solo. Dia seorang keponakan dari Sri Baginda Ingkang Sinuwun. Dia hidup dalam lingkungan kerajaan yang penuh dengan tata krama dan aturan kerajaan.
Awal mula pertemuan antara Putri Parasi dengan Teyi adalah saat Teyi yang sengaja lewat loji tempat tinggal pejabat tangsi Putri Parasi dan kapten Sarjubehi. Rumah yang ditumbuhi pohon mangga dengan buah yang sangat menggiurkan bagi siapapun yang selalu ke sana. Sebelumnya Teyi diajak oleh teman-temannya untuk mencuri karena Ibunya selalu mengingatkan untuk tidak mencuri atau memiliki yang tidak menjadi hak miliknya.teyi kemudian pergi meninggalkan teman-temanya lalu memasarkan lagi gorenganya dan stlah sampai di depan rumah putri Parasi teyi bertemu dengan Ninek Jidan adalah seorang pengasuh putri Parasi sejak kecil.
Saat berjualan keliling yang ke dua…..teyi bertemu dengan putri Parasi dan akhirnya mereka bersahabat seakan akan mengingatkan dia kembali pada keluarga dikerajaan. Disini Putri Parasi sudah bertekad, bahwa dia tidak akan pulang kekerajaan setelah empat tahun. Dia akan setia mendampingi suaminya dimanapun beliau ditugaskan, meskipun dengan keadaan yang sangat jauh berbeda dengan kondisi kerajaan. Hidup dengan sederhana dan bersahaja.Disinilah bermulanya hubungan antara keduanya. Sedikit demi sedikit Putri Parasi mengajarkan pada Teyi tentang tatakrama dan cara hidup dalam kerajaan. Mulai dari bahasa dan bertingkah laku. Teyi sangat senang akan semua ini. Dia bagaikan hidup dalam dunia mimpi dan khayalan. Semua yang diajarkan oleh Putri Parasi dijalankan dengan sangat baik dan tepat. Tetapi ibunya takut kalau teyi dekat-dekat dengan kerajaan anaknya akan menjadi budak di situ.
      
Putri Parasi sangat menyayangi Teyi. Dia sudah bertekad untuk menjadikan Teyi sebagai anak didiknya yang hebat. Segala hal diajarkan. Sampai pada baca tulis Belanda juga diajarkan tak ada seorang pun yang tau kedekatan mereka berdua kecuali Ninek Jidan dan Kapten Sarjubehi yang merupakan suami dari Putri Parasi
     Putri Parasi bercita-cita untuk mencarikan seorang suami untuk Teyi. Dia menginginkan Teyi menikah dengan seorang pangeran yang ada di istana Jayaningratan. Kerajaan tempat Putri Parasi lahir dan dibesarkan tetapi smua itu tidak terlaksana di karenakan putri Parasi sudah meninggal duluan.Kemudian teyi kembali menjual gorengan di samping itu juga teyi juga merawat loji,ibunya merasakan teyi semakin lama semakin pintar semenjak bergaul dengan putri Parasi.Teyi slama merawat loji ada rasa ingin memiliki kapten Sarjubehi. Tapi keinginan itu pupus setelah Dumilah bercerita sudah bersetubuh dengan kapten Sarjubehi Teyi merasa kecewa. Orang tuanya mulai mencari seseorang yang pantas untuk menjadi suaminya. Pilihan jatuh pada Sapardal. Seorang pegawai tangsi. Mereka pun menikah. Namun saat pernikahan, Kapten Sarjubehi datang dengan ponakannya bernama Ndara Mas Kus Bandarkum.
      Walaupun mereka belum pernah bertemu satu sama lain sebelumnya, tapi mereka sudah sangat saling kenal. Ini dikarenakan surat menyurat yang terjadi antara mendiang Putri Parasi dengan ponakannya yang berada di kerajaan jayatiningrat. Dalam suasana itu Kus Bandarkum berbicara dengan Teyi dalam bahasa belanda, dan mengatakan kalau dia mencintai Teyi, walaupun Teyi baru saja menikah dan sah menjadi istri Sapardal. Saat kata-kata cinta itu di ucapkan Kus Bandarkum, perasaan Teyi semakin tidak tenang. Sehingga terdapat dalam niatnya untuk mengakhiri pernikahan dengan Sapardal dengan alasan Sapardal bukanlah lelaki jantan yang tidak bisa melakukan hubungan semestinya pada malam pertama. Cerai, ituah yang dikatakan pada bapak dan ibunya. Sapardal juga menerima begitu saja, dengan syarat Teyi tidak menceritakan tentang ketidak jantanannya. Sebenarnya bukan Sapardal tidak jantan, melainkan dia merasa segan pada Teyi yang dinilainya sebagai seorang wanita hebat, yang lebih tinggi dari dia, sehingga dia tidak berani menyentuh  langsung Teyi pada saat malam pertama.Sehari setelah perceraiannya. Teyi segera pergi main ke loji, Teyi memutuskan untuk memilih Kus Bandarkum.




10.
Kumandanging Katresnan
Dening Any Asmara

Suatu hari ada seorang pemuda bernama R. Sukmana umurnya 19 tahun, siswa dari MULO.Memiliki teman bernama R.A Tien Tisnowati putri sala asli, putrinya R.B. DJajengsubroto pensiunan wedana Boyolali.Rumahnya dikampung tamtaman, masih keturunan priyayi luhur turun ningrat.Perkenalan R. Sukmana dengan R.A Tien Tisnowati sudah lama banget.Tadinya kenalanya 2pemuda lugu banget.
Tetapi, lama kelamaan timbul rasa cinta, tetapi hubungan mereka tidak direstui oleh keluarga R.A Tien Tisnowati.karena R.A Tien Tisnowati darah orang luhur, sedangkan R. Sukmana orang biasa biasa saja, dan anak dari orang yang tidak punya. Namun kenyataannya ketika kapijarsan oleh ayah dari R.A Tien Tisnowati duka sekali. Dan mendengarkan jika R . Sukmana mau mendapatkan putrinya , malah SUkmana sampai diancam jika berani jalan bareng sama putri saya mau di panggilkan polisi, mulai itu sukmana dan Tien Tisnowati berpisah. Tidak lama kemudian tien tisnowati menulis sebuah surat buat sukmana. R.Sukmana setelah membaca surat tadi dia sangat sedih yang berisi bahwa tien tisnowati mau dijodohkan dengan R.M Purwodirjo , setelah membaca surat itu dunia terlihat gelap, dan gonjang ganjing badanya [pun lemas dan saking sedihnya dia sampai menangis.
Sukmana setiap hari hanya bengong tidak doyan makan, badannya tambah kurus karena terlalu memikirkan tien tisnowati. Sudah 3 hari tien tisnowati jadi menikah dengan purwodirjo pada hari kamis pon di malang. Ketika bertemu pengantinnya sukmana juga dating tetapi Cuma melihat dari luar bersama banyak orang. Tetapi setelah melihat pengantin itu duduk berdampingan sukmana ambruk , dan pulangnya selalu berdiam saja dirumah.
Melihat kelakuan sukmana yang kaya begitu ibu sukmana sedih.Ibu sudah berkali kali memberi tahu kapada anaknya tetapi sekarang tidak pernah didengerin malah ditertawakan. Ibu semakin sedih ketika melihta anaknya pikirannya sedikit tidak waras, yang sering ketawa sendiri,lama kelamaan kelakuan sukmana semakin rusak kaya orang gila, pada suatu hari pada sore hari ketika R. Ngt. Parto Asamara ibu sukmana lagi membatik di belakang kaget mendengar suara yang sangat keras sekali lalu perasaan ibu sukmana tidak enak dan menghampiri kekamarnya dan tiba tiba sukmana sudah penuh dengan darah diwajahnya. Dismapingnya juga banyak pecahan kaca almari.
R.Ngt Partoasmara berteriak dan memeluk anaknya yang sudah sekarat. R.Ngt Partoasmara menggendong anaknya tidur ke kamar tidur tidak lama kemudian dokternya datang langsung memeriksa yang sakit tetapi sukmana harus dibawa ke rumah sakit .karena darahnya terlalu banyak dan keluarnya dari kepala jika tidak segera tertolong maka akan membahayakan dirinya. Sampai sebulan dia terpaksa harus dirawat dirumah sakit karena  darahnya keluar dari kepala dekat dengan otak,setelah sukmana sembuh dia meminta sekolah lagi setelah itu ibunya merestui anaknya sekolah di Jogjakarta, setelah ia lulus dia ke bandung untuk pergi kerumah manggadmaja yang bekerja di klerk menjadi asisten. Mang Gandaatmaja itu  priyayiyang sangat  baik sampai R.Sukmana dianggap seperti  keluarga sendiri. Mang Gandaatmaja memiliki putri bernama Siti Kurniasih umurnya  17 tahun, dede Siti Kurniasih itu anaknya  cantik. Tadinya  R. Sukmana belu punya perasaan dengan  Siti Kurniasih, tidak lam kemudian  R. Sukmana punya rasa cinta dengan  Siti Kurniasih. Lama kelamaan , Siti Kurniasih mau di ajak nikah . setelah  setahun perjodohan mendapatkan  momongan laki laki, diberi nama  Sutrisna. Tetapi belum selesai perjodohan ketika Sutrisna lagi umur setengah tahun. Dedeh Kurniasih meninggal  dunia , karena sakit  disentri

Setelah sukmana dari bandung dia lalu pergi ke sarangan, waktu sukmana ke sarangan daerah keranganyar sukaman bertemu , sukamana pun kget banget karena tien tisnowati tubuhnya terlihat rusak , kurus, lalu tien tisnowati menceritakan semuanya kepada sukmana, sampai tien selesai bercerita, airmatanya terus saja keluar seperti hujan. Sukmana pun ikut menangis , lalu setelah tien selesai bercerita tien meminta sesuatu kepada sukmana. Permintaan tien yaitu jika tien tidak lama lagi bakal diambil oleh alloh. Maka sebelum saya diambil oleh alloh saya ingin pasrah , ingin menitipkan anaknya, karena saya tidak mau anak saya di rawat oleh siapa saja kecuali oleh kamu karena kamu orang yang baik dan berpendidikan.
Rotasi bumi berputar seperti cakra manggilingan yang mengakibatkan terjadinya siang dan malam, ada minggu ada bulan dll,selalu berputar tanpa berhenti. Sampai disitu ceritanya  R.S, Ranuasmara dipunggel setelah merasa haus Sri Endah Wahyuningsih terlihat sedih mendengar cerita yang menyedihkan ikut  mengeluarkan air mata. Sri Endah Wahyuningsih teriak memeluk  R.S Ranuasmara sedih .
Sekarang Sri Endah Wahyuningsih baru mengerti R.S Ranuasmara leleki yang terputus jalinan kasihnya  dengan ibunya yang  merawat  dirinya dari bayi sampai sekarang, sekarang dia sudah bisa bekerja. Jadi semua permintaan ibumu sudah terlaksana semua  .yang baik baik dan dan sampai sekarang sudah timbul rasa CINTA  orang tua angkat dengan  ibunya kumandanging katresnan masih melekat  dihati dan tersimpan. 
Sri Endah Wahyuningsih mau  mengambil kotak kecil yang berada di rak, dan mau dikasihkan ke ayah angkatnya Peti diterima lake  ditetel lalu dibuka  didalam ada surat  1 lak – lakan dan cepuk. Cepuk diambil  lalu  dibuka  didalam isi barang mas intan yang berwujud  gelang kalung, serta  liontine berlian dan  anting  mata intan. Sri Endah Wahyuningsih kagum  melihat  barang – barang mahal tadi . itu tadi  barang – barang peninggalan  ibunya  Sri endah Wahyuningsih. Mendengar  pembicaraan  bapak angkat, Sri Endah Wahyuningsih malu
Setelah selesai 7harian baru telihat tentrem kembali. Cuma sri endah masih terlihat sedih, badannya kurus melihta kaya tadi. Susilo mau menghibur adiknya lalu dipeluk. Tetapi apa yang menyebabkan setelah tangnannya baru mau dipeluk terus deg degan , tidak seperti yang sudah sudah. Setelah susilo tahu jika sri endah wahyunungsih ternyata bukan adiknkandungnya susilo jadi malu jika mau bertemu dengnnya.
Bareng 40 dina mendiam bapake susilo karo sri indah wahyuningsin dadi pepasangan.  R susilo atine bungah banjur mlumpat nyaut anduk lan gosok gigi, terus mlayu menyang kamar mandi Rr Sri Endah Wahyuningsing mung nyawang karo mesem.
Setelah 40hari mendian ayahnya susilo dan sri endah menjadi pasangan .susilo htinya sagat senang maumelumpat lumpat mengambil handuk dan gosok gigi, la;lu berlari ke kamar mandi dan sri endah Cuma melihat sambil tersenyum.