1.
Gadis Pantai
Di
sebuah kampung yang jauh dari keramaian kota, kampung ini di sebut sebagai
kampong nelayan. Di sekitar kampong laut itu hidup sebuah keluarga miskin yang
sehari- hari hidupnya menggantungkan hasil dari melaut. Mereka memiliki seorang anak gadis
yang berusia empat belas tahun. Yang mana anak seusia itu belum
pantas untuk menikah. Anak ini bernama Gadis Pantai. Namun karena kondisi
keluarga yang miskin membuat anak yang masih berusia dini ini, harus terpaksa
menikah dengan Bendoro dari kota. Perkawinan yang mereka lakukan hanya di
saksikan oleh ketua kampong yang juga menjadi perwalian dari kota. Seusai
pernikahan itu, Gadis Pantai itu di boyong ke kota ikut dengan suaminya. Gadis
Pantai itu merasakan sebuah kehidupan yang berbeda. Dia merasa seperti
dikerangkeng saat menjalani kehidupan kota. Dia tidak bisa bergerak bebas dalam
menjalani kehidupannya. Saat kesepian yang menjadi teman bicaranya adalah
seorang pelayan tua. Tiga bulan telah berlalu. Karena menjadi istri orang yang
kaya dan tinggal di suatu tempat yang berbeda pula, kini banyak perubahan yang
di rasakan. Dari namanya saja sekarang sudah diganti dengan Mas Nganten. Dari
hari kehari dia tidak lagi mengenali dirinya sendiri. Karena banyaknya
perubahan yang telah terjadi. Dia di ajari dan di bimbing pelayan tua tadi.
Kehidupan yang serba terikat di sebuah gedung yang besar dan mewah membuat
gadis ini meridukan kampong halamannya. Namun lagi- lagi yang menyemangatinya
untuk tetap berada di gedung itu adalah pelayan tua itu. Semakin hari gadis itu
bisa menyesuaikan diri dengan
kehidupannya sekarang. Tidak ada kejadian yang membuat dirinya dan keluarga Bendowo merasa terganggu. Itu
dikarenakan masing- masing di antara mereka sudah memiliki tugas dan kewajiban
masing-masing.
Namun pada suatu hari ada sebuah peristiwa yang terjadi.
Yaitu gadis itu kehilangan dompet tempat uang belanjaan dapurnya. Uang itu
yang digunakan untuk menghidupi seisi gedung. Gadis itu merasa bingung harus melakukan
apa. Sedangkan dia curiga kalau yang mengambil dompetnya adalah kerabat Bendoro
sendiri. Setelah di tanyai Bendoro akhirnya mengaku. Malahan temannya yang lain ikut membelanya dan sebaliknya menghina pada Gadis Pantai. Namun pelayan tua yang menemani Gadis Pantai mengadukannya pada Bendoro. Bendoro yang mengetahui bahwa
yang mengambil adalah kerabatnya sendiri dia sangat marah. Seketika itu juga
dia mengusir kerabatnya dan pelayan tua itu dari gedung. Gadis itu merasa sedih
karena teman yang selama ini menemaninya harus keluar dari gedung itu. Namun
meski harus kehilangan pelayan itu, tidak menjadi masalah buat Bendowo. Karena
pelayan itu di gantikan oleh kerabatnya sendiri Mardinah namanya.
Ternyata
kedatangan Mardinah selain ingin menjadi pelayan tapi juga ingin menghancurkan
rumah tangga Gadis datangan Mardinah ke rumah itu sepertinya memiliki niat lain. Dia datang tidak hanya sebagai pelayan,
tetapi ingin menghancurkan rumah tangga Gadis Pantai.
Hal ini membuat Gadis Pantai ingin pulang kekampungnya,
dan Bendoro pun tidak merasa keberatan
. dia pulang di antarkan oleh pelayan barunya itu. Gadis itu tidak langsung
pulang namun menginap beberapa hari di kampungnya. Mardinah disuruhnya pulang terlebih dahulu bersama kusir
yang mengantarnya. Selama di
kampungnya dia merasa berbeda. Warga kampungnya seakan memperlakukannya seperti
seorang pembesar. Begitu pula oang tuanya juga memperlakukanya dengan perlakuan
yang berbeda Setelah empat hari tinggal
di kampung, datanglah rombongan Mardinah yang ingin menjemput Gadis itu
disertai empat orang pengawal. Mereka memaksa Gadis itu untuk segera pulang kekota.
Sedangkan surat yang diberikan oleh Bendoro tidak diberikannya pada Gadis
itu atau pun kepada bapaknya. Hal ini membuat ayah
Gadis Pantai itu
merasa curiga. Dugaan ini ternyata benar, dan ayah
gadis itu mencari akal untuk membuktikannya,
serta menyelamatkan anaknya
yang ada dalam bahaya.
Akhirnya rahasia Mardinah terbuka, setelah taktik dijalankan. Mardinah mengaku disuruh Bendoro dari Demak untuk membunuh Gadis Pantai di perjalanan dengan diberi upah yang cukup besar. Mardinah mendapat hukuman dari warga untuk kawin dengan lelaki yang paling malas di kampung itu, yang bernama si Dul Pendongeng. Mardinah dapat menerimanya dengan lapang dada.
Sepulang dari kampung Gadis Pantai merasa dirinya sedang mengandung. Hal ini langsung dibuktikan oleh paraji Bendoro sendiri. Bendoro
tidak banyak omong tentang kepulangannya dari kampung. Tidak banyak ditanyakan oleh Bendoro. Hal
ini membuat Gadis Pantai merasa tenang untuk menyelamatkan kampung orang tuanya, yang telah membuat hilangnya pengawal Mardinah. Kandungannya menginjak waktu kesembilan,
saat itu Gadis Pantai sudah tidak sabar lagi ingin segera memiliki seorang anak,
hal ini pun sangat ditunggu-tunggu oleh bapaknya sendiri dikampung.
Saat melahirkannya pun kini telah tiba. Kelahiran Gadis Pantai dibantu oleh seorang dukun beranak kepercayaan Bendoro. Gadis Pantai melahirkan seorang anak perempuan
yang mungil seperti ibunya sendiri. Namun
bagi kalangan priyayi anak perempuan kurang diharapkan.
Hal ini kelihatan dari setelah melahirkan Bendoro tidak mau melihat keadaannya sehabis melahirkan. Apakah dia sehat atau tidak. Tidak pedulinya Bendoro dikarenakan anak yang baru dilahirkannya seorang perempuan.
Tiga bulan setelah dilahirkan Bapak datang menjenguk Gadis Pantai secara tidak sengaja. Bapak dipanggil oleh Bendoro untuk menghadap. Namun setelah menghadap wajah Bapak tidak bahagia,
Bapak murung tidak seperti biasanya. Kemudian Bapak menyuruh Gadis Pantai untuk segera membereskan pakaiannya untuk dimasukkan kedalam wadah.
Gadis Pantai merasa kebingungan Bapak mengajaknya pulang. Namun, Bapak menjelaskan pada Gadis Pantai bahwa Bendoro telah menceraikannya, dan Gadis Pantai harus segera pulang dengan bapaknya. Gadis Pantai merasa terkejut
Akhirnya
gadis pantai meninggalkan semua yang di milikinya yaitu Bendoro dan anak
gadisnya yang baru tiga bulan,gadis Pantai pulang ke kampungnya dengan persaan
yang sangat malu.
2.
MAHABARATA
Mahabarata
adalah buku epos atau wiracarita sastra Hindu klasik yang berkisah tentang
kehidupan pahlawan yang perkembangan dan pertumbuhannya berlangsung antara masa
400 tahun sebelum Masehi hingga 400 tahun sesudah Masehi.Dalam tokoh pewayangan
Mahabhrata ada tokoh yang bernama Bhisma. Bhisma Dewabharata, titisan dari Wasu
Prabhasa, anak Prabu Sentanu dengan Dwi Ganggawati adalah seorang ksatria
sekaligus tetua dari Pandawa dengan Kurawa.Bhisma ini memegang peranan sebagai
penengah antara dua saudara Pandawa dengan Kurawa. Hatinya selalu memihak
kepada Pandawa, meskipun selama hidupnya bermukim dan menjadi penasihat di
Hastinaputra, kerajaan Pandawa yang direbut oleh Kurawa.
Bhisma
Dewabharata, atau Jahnawi Suta adalah satu-satunya wayang yang bisa memilih
saat kematiannya sendiri. Hal tersebut merupakan mukjizat yang diberikan para
dewa kepadanya atas pengabdiannya yang tulus kepada ayahnya Prabu Santanu.Suatu
hari Prabu Santanu pergi berburu di hutan sekitar Sungai Yamuna. Pertemuannya
dengan Dewi Satyawati di tepi sungai membuat sang Prabu menjadi gundah gulana.
Dia
jatuh cinta pada Satyawati dan ingin mempersunting putri tersebut.Namun,
Satyawati mengajukan permintaan jika sang Prabu ingin menikahinya, maka sang
Prabu harus rela menjadikan anak Satyawati untuk menjadi raja.Permintaan itu
jelas memberatkan sang Prabu.Karena Santanu sudah punya calon pewaris tahta
kerajaan,yaitu Bhisma.Kemudian sang Prabu kembali ke istana dalam keadaan sedih
dan menderita.Mengetahui kesedihan ayahnya, akhirnya Bhisma membuat keputusan
demi membahagiakan ayahnya.Bhisma pun rela melepas pewaris mahkota kerajaan
kepada anak Satyawati demi kesembuhan penyakit “cinta” ayahnya. Dan Bhisma bersumpah tidak akan menikah seumur hidupnya
demi menjaga agar tidak ada masalah nanti antara keturunan Bhisma dengan
keturunan anak Satyawati.Perkawinan Çantanu dan Setyawati melahirkan dua orang
putra masing-masing Citranggada dan Wicitrawirya. Namun kedua putra ini
meninggal dalam pertempuran tanpa meninggalkan keturunan. Karena takut punah
keturunan raja, Setyawati memohon kepada Bisma agar menikah dengan dua mantan
menantunya yang ditinggal mati oleh Wicitrawirya, masing-masing Ambika dan
Ambalika. Namun permintaan ini ditolak Bisma mengingat sumpahnya untuk tidak menikah.
Akhirnya
Setyawati meminta kepada Wiyasa anaknya dari perkawinan yang lain, untuk
menikah dengan Ambika dan Ambalika. Perkawinan dengan Ambika melahirkan
Destarasta dan dengan Ambalika melahirkan Pandu. Destarasta lalu menikah dengan
Gandari dan melahirkan seratus orang anak, sedangkan Pandu menikahi Kunti dan
Madrim tapi tidak mendapat anak,ketika Kunti dan Madrim kawin dengan dewa-dewa,
Kunti melahirkan 3 orang anak masing dengan dewa Darma lahirlah Yudistira,
dengan dewa Bayu lahir Werkodara atau Bima dan dengan dewa Indra lahirlah
Arjuna. Sedangkan Madrim yang menikah dengan dewa kembar AÒ«win, lahir anak
kembar bernama Nakula dan Sadewa.
Selanjutnya,
keturunan-keturuan itu dibagi dua yakni keturunan Destarasta disebut Kaum
Kurawa sedangkan keturunan Pandu disebut kaum Pandawa.Sebenarnya Destarasta
berhak mewarisi takhta ayahnya, tapi karena dia buta sejak lahir, maka takhta
itu kemudian diberikan kepada Pandu,yang menjadi sumber bencana antara kaum
Pandawa dan Kurawa dalam memperebutkan takhta sampai berlarut-larut, hingga
akhirnya pecah perang hebat yang disebut baratayuda yang berarti peperangan
memperebutkan kerajaan Barata.
Peperangan diawali dengan aksi judi dimana kaum Pandawa kalah.Kekalahan ini menyebabkan mereka harus mengembara di hutan belantara selama dua belas tahun. Setelah itu, pada tahun ke-13 sesuai perjanjian dengan Kurawa, para Pandawa harus menyembunyikan diri di tempat tertentu,para Pandawa memustuskan untuk bersembunyi di istana raja Matsya. Pada tahun berikutnya, para Pandawa keluar dari persembunyian dan memperlihatkan diri di muka umum lalu menuntut hak mereka kepada Kurawa.Namun tuntutan mereka tidak dipenuhi Kurawa hingga terjadi perang 18 hari yang menyebabkan lenyapnya kaum Kurawa. Dengan demikian, kaum Pandawa dengan leluasa mengambil alih kekuasaan di Barata.
Ketika
Perang,Bhisma berhadapan dengan Sikkhandi, titisan Dewi Amba yang dulu pernah
dicampakkan oleh Bhisma hanya karena janji Bhisma yang tidak akan menikah
selama hidupnya. Mengenali sukma Dewi Amba dalam tubuh Sikkhandi bhisma tidak
kuat melawan, karena Bhisma tidak mau melawan seorang perempuan. Lenyaplah
kekebalannya dan melesatlah panah-panah Sikkhandi menembusi tubuhnya.Bhisma
roboh ke bumi namun dia belum mati. Dia roboh namun tidak menyentuh bumi karena
panah-panah yang menancap membuat tubuhnya tidak menyentuh tanah sama sekali.
Bhisma
pun belum mau mati pada saat itu.Dia menunggu saat-saat matahari berada di
utara katulistiwa. dia percaya bahwa saat-saat kematian yang paling baik dalam
ajaran Hindu adalah ketika matahari berada di utara katulistiwa daripada berada
di selatan.Cucu-cucu Bhisma yang saat itu sedang bertempur,Arjuna di pihak Pandawa
dan Suyudana di pihak Pandawa mendekati Bhisma. Dengan sisa-sisa kebijakan
seorang orang tua,dia meminta agar Pandawa dan Kurawa untuk berdamai dan
menghentikan peperangan. Dia pun memberikan perintah- perintah kepada kedua
saudara tersebut namun hasilnya tidak ada. Perang tidak bisa dihentikan,
selesai memberikan petuah, itulah saat-saat ketika matahari berada di utara
katulistiwa dan Bhisma pun meninggal.
3.
Ramayana
“Ramayana”
Prabu
Dasarata dari Negeri Ayodya
Dahulu Negeri Ayodya dikalahkan oleh
Rahwana yang memakan para raja dan prajurit-prajuritnya.Raja Banaputra,dan
adiknya Bagawan Rawatmaja juga ikut tewas dalam pertarungan tersebut.Istri dari
Bagawan Rawatmaja yaitu Dewi Sukalya kemudian diperistri oleh Dasarata adik
sepupu mendiang Prabu Banaputra.Ketika itu Dewi Sukalya sedang berlindung
kepada Dasarata dari Rahwana.rahwana diberi dewi sukalya palsu dan dia menjadi
marah lalu menyerang Kaendran.Sesuai pesan dari mendiang Bagawan Rawatmaja dan
pesan dari dewa dia pun menikahi Dewi Sukalaya.Dasarata lalu dinobatkan menjadi
raja di Ayodya.Para penduduk yang awalnya mengungsi dihutan lama-kelamaan
kembali ke Ayodya .Rakyat sangat berbahagia
mendapatkan seorang raja yang snagat bijaksana,bersifat mengayomi dan
menjadi kekasih dewa.Pada suatu hari Bagawan Wasista dipanggil menghadap
raja,maksut dari raja memanggilnya adalah raja ingin mendapatkan seorang
putra.Mendengar perkataan itu pendeta langsung menyiapkan keperluan-keperluan
yang dibutuhkan untuk mengadakan ritual sembhayang,yang meminta kepada dewa
agar penitisan Batara Wisnu sejati,yang kelak menggantikan ayahnya menjadi
raja.Para istri raja yang berjumlah tiga yaitu Dewi Sukasalya,Dewi Kekayi,dan
Dewi sumitra disuruh memasuki sanggar,mereka disuruh berjalan jongkok
mengelilingi dupa,tidak lama kemudian api itu membesar yang artinya keinginan
mereka akan terkabulkan.Beberapa bulan kemudian yang paling dulu melahirkan
adalah Dewi sukesi anaknya laki-laki yang diberi nama Ramabadra yang tidak
diragukan lagi bahwa ia adalah Betara wisnu sejati.Tidak alam kemudian lahirlah
bayi dewi sukesi laki-laki yang diberi nama Barata.Tidak lama kemudian lahirlah
bayi Dewi Sumitra tapi lahir dua bayi laki-laki
yang diberi nama Raden Lesmana dan Raden Taruna.Beberapa tahun kemudian
keempat putranya yang masih kanak-kanak dikirim kepada Bagawan Wasista untuk
mendapatkan pendidikan.Dari keempat putranya yang paling berhasil adalah
Ramabadra,ia sangat disegani dan dihormati oleh adik-adiknya.Setelah selesai
menintut ilmu keempat putranya meminta diri untuk meninggalakan pertapaan dan
kembali keistana.
Pada suatu hari datanglah dua orang
pendeta yaitu Bgawan Yogiswara dan Bagawan Mitra.Mereka hendak melaporkan bahwa
ditempat pertapaan mereka diganggu oleh raksasa yang jahat dan raksasa tersebut
juga mengganggu para penduduk sekitar.Kedua pendeta tersebut meminta kepada
raja agar raja mengirimkan anaknya untuk melawan dan memusnahkan rakasasa
itu.Awalnya raja tidak mau anaknya melawan raksasa tersebut dia takut terjadi
apa-apa kepada anaknya .Tetapi dengan lantang anaknya menjawab dia akan melawan
raksasa jahat tersebut.Akhirnya Rama dan Lesamana dengan senang hati menerima
tugas tersebut.Disepanjang perjalanan mereka bertemu para penduduk yang ramah
dan menyambut hangat kedatangan mereka.Mereka juga sesekali singgah ditempat
para pendeta dan sekaligus mempelajari ilmu yang diajarkan oleh para pendeta
desa tersebut.Akhirnya mereka tiba dihutan dan dikejutkan oleh raksasa yang
menggantungkan diri dipohon nama raksasa tersebut adalah Katakaya.Ia adalah
sisa raksasa Alengka yang dulu pernah menduduki Ayodya.Tanpa menunggu lama lagi
Rama langsung menarik senjata panah dengan
mengenai leher si raksasa itu.Leher itu putus dan raksasa itu jatuh dari
pohon dang menimbulkan suara gumebruk raksas itu pun tewas.Setelah beberapa lama
prabu dasarata ingin menyerahkan tahtanya kepada ramabrada,tapi ternyata dulu
prabu dasarata ingin mempersunting Dewi Kekayi kelak kalau sang dewi melahirkan
seorang putra maka putra trsebut kelak akan menggantikan ayahnya.Tapi seiring
berjalannya waktu prabu dasarata ingin agar ramabrada yang menggantikan tahta
dasarata,akhirnya ramabrada ditetapkan sebagai raja di Ayodya.Stelah mendengar
bahwa ramabrada telah diangkat sebagai raja,dewi kekayi pun marah dan meminta
agar dasarata mencabut tahta dari ramabrada dan digantikan oleh Barata.Dia marah
dan kemudian meminta rama untuk meninggalkan istana dan pergi kehutan,Rama pun
bersedia meninggalkan istana.Dia pergi meninggalkan istana diikuti oleh
istrinya sinta dan Lesmana.Setelah dihutan mereka mnemukan sebuah rumah kecil
lalu tinggalah mereka disana.
Di sebuah negeri bernama Mantili ada seorang putri yang cantik jelita
bernama Dewi Shinta. Dia seorang putri raja negeri Mantili yaitu Prabu Janaka.
Suatu hari, Prabu Janaka mengadakan sayembara untuk mendapatkan Pangeran bagi
putri tercintanya yaitu Shinta. Akhirnya sayembara itu dimenangkan oleh Putra
Mahkota Kerajaan Ayodya,yang bernama Raden Rama Wijaya. Dan akhirnya Rama dan
Shinta menikah. Raja Alengkadiraja yaitu Prabu Rahwana, yang juga sedang
kasmaran, namun bukan kepada DewiShinta tetapi dia ingin memperistri Dewi
Widowati. Awalnya, Rahwana mencintai seorang bidadari yaitu Dewi Widowati,
namun Dewi Widowati menolaknya,dia lebih memilih mati saja daripada harus
diperistri oleh Rahwana. Sejak, melihat Shinta, Rahwana menyukainya, karena
Rahwana menganggap Shinta sebagai titisan Dewi Widowati yang selama ini
diimpikannya.
Dalam sebuah perjalanan Rama dan Shinta dan disertai Lesmana adiknya,
sedang melewati hutan belantara yang dinamakan hutan Dandaka, si raksasa Prabu
Rahwana mengintai mereka bertiga,khususnya Shinta. Rahwana ingin menculik
Shinta untuk dibawa ke istananya dan dijadikan istri, dengan siasatnya Rahwana
meminta bantuan kepada Marica menjadi seekor
kijang kencana. Dengan tujuan memancing Rama pergi memburu kijang itu,
karena Dewi Shinta menginginkannya. Karena melihat keindahan kijang tersebut,
Shinta meminta Rama untuk menangkapnya. Karena permintaan sang istri tercinta,
maka Rama berusaha mengejar kijang itu dan meminta adiknya Leksmana untuk
menjaga Shinta.
Dalam waktu yang cukup lama ditinggal berburu, Shinta dan Leksmana mulai
mencemaskan Rama. Karena mereka mendengar suara orang kesakitan yang mirip
dengan suara Rama. Namun Leksmana, meyakinkan pada Shinta bahwa itu bukan suara
Kanda Rama, melainkan suara kijang buruan.Tetapi Shinta tidak mendengarkan
perkataan Leksmana, dan tetap meminta Lesmana untuk mencari Rama.Sebelum
meninggalkan Shinta, sendiri, Lesmana tidak lupa membuat perlindungan guna
menjaga keselamatan Shinta yaitu dengan membuat lingkaran magis. Dengan lingkaran
ini Shinta tidak boleh keluar sedikitpun agar tetap terjamin keselamatannya.
Setelah kepergian Lesmana, Rahwana mulai menjalankan siasatnya,dia menyamar
dengan mengubah diri menjadi seorang brahmana tua dan bertujuan mengambil
hati Shinta untuk memberi sedekah. Ternyata siasatnya berhasil membuat Shinta
mengulurkan tangannya untuk memberi sedekah, secara tidak sadar Shinta telah
melanggar ketentuan lingkaran magis yaitu tidak diijinkan keluar dari lingkaran
magis itu. Saat itu juga Rahwana menangkap tangan dan menarik Shinta keluar
dari lingkaran. Selanjutnya, Rahwana membawa Shinta ke istananya di Alengka.
Saat dalam perjalanan ke Alengka, Shinta berteriak minta tolong. Dan seekor
burung garuda bernama Jatayu mendengarnya. Akhirnya terjadi pertempuran antara
Jatayu dengan Rahwana. Namun dalam pertempuran itu Jatayu dapat dikalahkan oleh
Rahwana.
Disaat yang
sama, Rama terus memburu kijang kencana dan akhirnya Rama berhasil memanahnya,
namun kijang itu berubah kembali menjadi raksasa. Marica mengadakan perlawanan
pada Rama sehingga terjadilah pertempuran antar keduanya,dan pada akhirnya Rama
berhasil memanah raksasa. Pada saat yang bersamaan, Lesmana berhasil
menemukan Rama dan mereka berdua kembali ke tempat semula dimana Shinta
ditinggal sendirian. Namun sesampainya Shinta tidak ditemukan. Selanjutnya
mereka berdua berusaha mencarinya dan bertemu Jatayu yang luka parah. Rama
mencurigai Jatayu yang menculik dan dengan penuh emosi dia hampir membunuhnya
tapi berhasil dicegah oleh Lesmana. Jatayu menceritakan semua kejadian yang
dialaminya. Dia mengatakan bahwa Shinta diculik oleh Rahwana. Dan dia, sudah
berusaha menolongnya, tapi gagal. Setelah menceritakan semuanya, Jatayu
meninggal.
Rama dan Leksmana sudah berhari-hari mencari Shinta, namun tidak ditemukan.
Dan akhirnya mereka memutuskan untuk melakukan perjalanan ke istana Alengka.
Dan ditengah jalan mereka bertemu dengan seekor kera putih bernama Hanuman
yang sedang mencari satria guna mengalahkan Subali. Subali adalah kakak dari
Sugriwa paman dari Hanuman,Sang kakak merebut kekasih adiknya yaitu Dewi Tara.
Singkat cerita Rama bersedia membantu mengalahkan Subali, dan akhirnya usaha
itu berhasil dengan kembalinya DewiTara menjadi istri Sugriwa. Pada kesempatan
itu pula Rama menceritakan perjalanannya akan dilanjutkan bersama Lesmana untuk
mencari Dewi Shinta sang istri yang diculik Rahwana diistana Alengka. Karena
merasa berutang budi pada Rama maka Sugriwa menawarkan bantuannya dalam
menemukan kembali Shinta, yaitu dimulai dengan mengutus Hanuman pergi ke
istana Alengka mencari tahu dimana Rahwana menyembunyikan Shinta dan mencari tahu
kelemahan di istana Alengka.
Hanuman sudah meneliti semua tempat yang ada di istana Alengka. Namun dia
tidak menemukan tempat Shinta disembunyikan. Akhirnya, Hanuman melihat Taman
Argasoka dan dia mengintai ketempat itu. Disana dia melihat Shinta. Dalam
Argasoka Shinta ditemani oleh Trijata keponakan Rahwana. Setiap kali Rahwana
meminta dan memaksa Shinta menjadi istrinya tetapi ditolak, sampai-sampai
Rahwana habis kesabarannya dan ingin membunuh Shinta namun dapat dicegah oleh
Trijata. Di dalam taman Argasoka Shinta mendengar sebuah lantunan lagu oleh
seekor kera putih yaitu Hanuman yang sedang mengintainya. Setelah kehadirannya
diketahui Shinta, Hanuman menghadap untuk menyampaikan maksud kehadirannya
sebagai utusan Rama. Awalnya Shinta tidak percaya, tetapi Hanuman menunjukkan
cincin pernikahannya dengan Rama. Shinta akhirnya percaya bahwa Hanuman utusan
Rama. Setelah selesai menyampaikan maskudnya Hanuman segera ingin mengetahui
kekuatan kerajaan Alengka.
Caranya dengan membuat keonaran yaitu merusak keindahan taman, dan akhirnya
Hanuman tertangkap oleh Indrajid putra Rahwana dan kemudian dibawa kehadapan
Rahwana. Rahwana sangat marah hingga Hanuman ingin dibunuhnya, tetapi dicegah
Wibisana adiknya, karena dianggap menentang, maka Wibisana diusir dari kerjaan
Alengka. Tapi akhirnya Hanuman tetap dijatuhi hukuman yaitu dengan dibakar
hidup-hidup, tetapi bukannya mati, Hanuman justru membakar kerajaan Alengka dan
berhasil meloloskan diri. Sekembalinya dari Alengka,Hanuman menceritakan semua
kejadian dan kondisi Alengka kepada Rama. Setelah adanya laporan itu, maka Rama
memutuskan untuk berangkat menyerang kerajaan Alengka dan diikuti pula pasukan
kera pimpinan Hanuman.
Setelah tibanya Rama di Alengka peperangan terjadi, dimana awalnya pihak
Alengka dipimpin oleh Indrajid. Dalam pertempuran ini Indrajid dapat
dikalahkan. Alengka terdesak oleh bala tentara Rama, maka Kumbakarna raksasa
yang bijaksana diminta oleh Rahwana menjadi senopati perang. Kumbakarna
menyanggupi tetapi bukannya untuk membela
kakaknya yang angkara murka, namun demi untuk membela bangsa dan negaraAlengkadiraja. Dalam pertempuran
ini Kumbakarna dapat dikalahkan dan gugur sebagai pahlawan bangsanya.
Dengan gugurnya sang adik, akhirnya Rahwana menghadapi Rama. Pada akhir
pertempuran ini Rahwana dapat dikalahkan oleh Rama.
Rahmana mati terkena panah pusaka Rama dan dihimpit gunung Sumawana yang dibawa
Hanuman.
Setelah pertempuran yang dahsyat itu
berlalu, dengan kalahnya pihak Alengka maka Rama dengan bebas dapat memasuki
istana dan mencari sang istri tercinta. Namun Rama tidak bertemu langsung
dengan Shinta, tetapi dia memerintahkan Hanuman untuk mengatakan pada Shinta
bahwa peperangan telah usai. Lalu Shinta ditemani Tritaja bertemu dengan Rama,
tetapi Rama menolak karena menganggap Shinta telah ternoda selama Shinta berada
di kerajaan Alengka. Maka untuk membuktikan pada Rama bahwa dia masih suci,
Shinta melakukan pati obong. Karena kebenaran kesucian Shinta dan pertolongan
Dewa Api, Shinta selamat dari api. Dengan demikian terbuktilah bahwa
Shinta masih suci dan akhirnya Rama menerima kembali Shinta dengan perasaan
haru dan bahagia. Dan akhirnya mereka
kembali ke kerajaan Ayodya.
4.
Salah Asuhan
Karya
abdul muis
Hanafi adalah seorang anak
pribumi yang berasal dari solok.Ibunda adalah seorang janda yang suaminya sudah
meninggal semenjak hanafi masih kecil.Ibu sangat menyayangi Hanafi.Meskipun
sudah menjanda.
Ibunyamenginginkan anaknya
pintar. Lalu Ibunya mengirim Hanafi keBetawi untuk bersekolah di HBS.Ibunya
selalu berusaha keras untuk selalu memenuhi segala biaya Hanafi.Selama
bersekolah di Betawi, Hanafi dititipkan kepada keluarga Belanda.Sehingga
pergaulan Hanafi tidak lepas dari orang-orang Belanda.Setelah lulus sekolah di
HBS, pergaulannya juga tidak lepas dari orang-orang Eropa, karena ia bekerja di
Kantor BB sebagai asisten residen di Solok. Meskipun Hanafi seorang pribumi
asli, tingkah lakunya serta gaya
hidupnya sudah berubah menjadi kebarat-baratan. Bahkan terkadang tingkah
lakunya melebihi orang Belanda asli.Selama ia bergaul dengan orang-orang eropa
dan setiap hari bersekolah di HBS, Hanafi dekat dengan gadis eropa yang bernama
Corrie. Hanafi sangat sayang dan menyukai corrie sebagai pacarnya.
Hanafi memberitahukan perasanya
kepada corrie tetapi corrie langsung pergi menjauh karena corrie tau itu semua
tidak mungkin terjadi karena perbedaan budaya antara bangsa melayu dengan
bangsa eropa. Corrie juga ditentang oleh ayahnya jika menikah dengan orang
melayu.Karena penolakan tersebut, Hanafi jatuh sakit selama beberapa
hari.Selama dia sakit, Hanafi hanya dirawat oleh ibunya, dan selama itu pula
Hanafi sering mendapat nasihat dari ibunya.Ibunya menasihati dan membujuk
Hanafi agar Menikah dengan Rapiah, yaitu anak mamaknya.
Hanafi sangat amat marah, karena
Hanafi sungguh tidak mengetahui siapakah Rapiah itu dan Hanafi hanya suka
kepada Corrie. Maka Ibu Hanafi menjelaskan bahwa Rapiah adalah anak mamak,
Sultan Batuah.karena ibunya ingin membalas hutang budinya maka Hanafi di
jodohkan,setelah mendengar penjelasan ibunya akhirnya hanafi menikah dengan
Rupih dan di karuniai seorang anak.
Karena pernikahan yang tidak di
dasari rasa cinta,keluarga itu tidak tentram dan damai hanafi slalu melukai
perasaan Rupiah,tetapi Rupiyah hanya diam saja tidak mau melawan, hingga suatu
hari Hanafi murka kepada Ibunya. Dengan tidak sengaja Ibunya menyumpahi Hanafi.
Tiba-tiba anjing gila mengigit pergelangan Hanafi hingga Hanafi harus berobat
keBetawi. Sampai di Betawi Hanafi bertabrakan dengan seorangga dieropa, yang
tidak lain adalah Corrie. Dengan amat senang mereka berdua menghabiskan waktu
untuk berjalan-jalan berdua menggunakan sepeda angin. Sudah satu minggu Hanafi
meninggalkan Solok, setelah itu Hanafi mencari kerja di Kantor BB sebagai
commies .Meskipun gaji awal cukup kecil, namun hanafi sangat senang. Karena dia
dapat bertemu dengan Corrie setiap hari. Hanafi berusaha keras untuk
mendapatkan Corrie.
Hanafi rela berubah
kewarganegaraan menjadi Eropa.Setelah itu, Hanafi memohon kepada Corrie untuk
menerima ajakan pertunangannya. Karenamelihat Hanafi begitu corrie pun
menerimanya dengan banyak resiko. Pesta pertunangan mereka dilakukan dikediaman
rumah teman Belandanya, namun tuan rumah Nampak tidak begitu suka dengan
pertunangan itu.Hanafi tega dengan ibu dan Rupiah walaupun mereka mengetahui
kalo Hanafi menikah,Rupiyah masih setia menunggunya.
Hanafi dan corrie sudah menikah
lalu hidup bersama,tidak lama kemudian keluarganya berantakan karena Hanafi
selalu bersikap angkuh kepada Corrie tidak tahan dengan sikap Hanafi kemudian
dia memutuskan untuk pergi ke semarang dan meninggalkan Hanafi,tidak lama
kemudian Hanafi mengetahui keberadaanya corrie yang tinggal dipanti Asuhan
Hanafi pun kesana, Namun sampai disana justru berita buruk yang diterima oleh
Hanafi. Bahwa Corrie masuk rumah sakit karena sakit keras, yaitu kolera.Hingga
akhirnya nyawa Corrie tidak dapat ditolong lagi. Setelah kepergian Corrie,
Hanafi pulang keSolok untuk menemui Ibunya. Setelah beberapa hari Hanafi sampai
di Solok, ia jatuh sakit karena meminum
enam butir obat sublimat, sampai akhirnya Hanafi tidak tahan dengan
sakitnya dan akhirnya Hanafi meninggal dunia.
5.
Serat
Riyanta
Diceritakan zaman dahulu, di kota
Surakarta terdapat bangsawan luhur, yaitu Pangeran Natasewaya. Pangeran
Natasewaya tersebut hanya mempunyai anak laki-laki satu-satunya yang bernama
Raden Mas Riyanta. Sejak Raden Mas Riyanta berumur enam tahun ia sudah
ditinggal oleh ayahnya, karena ayahnya sudah meninggal dunia. Raden Mas Riyanta
hanya diasuh oleh ibundanya saja, karenanya Raden Mas Riyanto sangat disayang
oleh ibunya.
Ketika Raden Mas Riyanta berumur tujuh tahun, ia berpisah dengan ibunya karena Raden Mas Riyanta bersekolah di Semarang. Di Semarang Raden Mas Riyanta ikut tinggal bersama Pamanya yang bernama Raden Mas Tandhawijaya. Dalam menuntut ilmu Raden Mas Riyanta sangat senang dengan menggambar. Tetapi ketika berumur 14 tahun Raden Mas Riyanta kembali lagi ke Surakarta karena ia akan melaksanakan sunat.
Menginjak
kedewasaanya, Raden Mas Riyanta sangat senang dengan berkelana sampai
malam hari, tetapi hal ini membuat ibunya takut apabila anak laki-laki
satu- satunya yang telah ditinggal ayahnya itu menjadi salah pergaulan dan
tidak baik nantinya dalam bertindak. Dalam bepergian Raden Mas Riyanto juga
tidak pernah menceritakan kemana perginya dan dengan siapa ia pergi, sehingga
membuat ibunya Raden Ayu Natasewaya khawatir .
Dalam
kedewasaanya Raden Mas Riyanta banyak disukai, dikagumi dan dicintai oleh para
wanita disana, tetapi Raden mas Riyanta belum ingin menikah dahulu. Karenanya
Ibunda Raden Mas Riyanta mengatur siasat untuk mengetahui kemana Raden Mas
Riyanta pergi. Sang Ibunda menyuruh adiknya Raden Mas Riyanta yaitu Raden Ajeng
Marsam untuk selalu memperhatikan dan mengawasi Raden Mas Riyanta. Awalnya
Raden Ajeng Marsam menolak untuk melakukan itu karena setiap Raden Mas Riyanta
ditanya olehnya juga tidak menjawab, hanya melangkah saja. Tetapi akhirnya
Raden Ajeng Marsam mau melaksanakan tugas dari ibunya. Ia disuruh ibunya untuk
menanyakan kemana perginya Raden mas Riyanta, apa hanya main saja atau ada
maksud lain, kedua ia disuruh untuk mengambil hati Raden Mas Riyanta agar mau
untuk menikah.
Suatu waktu,
ketika Raden Mas Riyanta baru pulang dari perginya, Raden Ajeng Marsam
menanyakan perginya kemana, kenapa baru pulang. Tetapi Raden Mas Riyanta tetap
tidak menjawab, ia hanya mengatakan bahwa itu tidak perlu dijawab, karena ini
hanya berkelana biasa, dan masalah untuk menikah Raden Mas Riyanto belum ingin,
karena belum menemukan wanita yang cocok, dia menjelaskan kepada Raden Ajeng
Marsam kriteria wanita yang nantinya akan menjadi istrinya. Yaitu yang sama-
sama cocok dikedua pihak keluarga dan itu belum ia temukan.
Suatu malam
dirumahnya, Raden Mas Riyanta kedatangan tamu, yaitu temanya Raden Mas
Duryat. Raden Mas Duryat hendak mengajak Raden Mas Riyanta untuk pergi ke
Alun-alun untuk melihat komedi hindhu. Awalnya Raden Mas Riyanta menolak untuk
pergi kesana, karena ia takut apabila bertemu dengan ibunya. Tetapi karena
bujukan Raden Mas Duryat akhirnya Raden Mas Riyanta mau diajak untuk pergi ke
alun-alun. Sesampainya disana, ketika hendak masuk untuk melihat komedi hindhu
Raden Mas Riyanto menolak untuk masuk keruangan tersebut, ia ingin diluar saja.
Sehingga Raden Mas Duryat masuk sendiri tanpa Raden Mas Riyanta.
Ketika
menunggu Raden Mas Duryat, Raden Mas Riyanto berfikir untuk pulang saja. Tetapi
tiba- tiba ada seorang wanita berumur empat belas tahun yang menabraknya sambil
menangis.
Dia
kehilangan rombongan orang tuanya. Akhirnya Raden Mas Riyanta menolongnya
mencari orang tuanya. Tetapi ketika Raden Mas Riyanta menanyakan tempat
tinggalnya agar diantar, perempuan itu tidak menjawab. Karena sulit untuk
diajak bicara Raden Mas Riyanta mencari tempat yang nyaman untuk bicara,
kemudian menuju losmen. Perempuan tersebut bernama Raden Ajeng Srini, tetapi
Raden Ajeng Srini tidak mau masuk ke losmen. Karena dibujuk oleh Raden Mas
Riyanto akhirnya Raden Ajeng Srini masuk, kemudian duduk dan disuguhi minuman.
Dalam
pertanyaan Raden Mas Riyanta perempuan tersebut tidak menjawab apa- apa, ia
hanya mengusapkan saputangan yang ada di tanganya. Sehingga membuat Raden Mas
Riyanta bingung karena tidak selesai-selesai masalah ini. Kemudian Raden Mas
Riyanto masuk losmen untuk ke toilet. Setelah keluar dari toilet, Raden Ajeng
Srini sudah tidak ada, menurut orang sekitar ia sudah naik delman dari
Tamansari.
Hal ini
membuat Raden Mas Riyanta tidak tenang. “Apa benar delman yang dia naiki adalah
kereta keluarganya? Ataukah orang jahat. Kalaupun itu keluarganya, saya bisa
lega, tetapi kalau itu orang jahat, bagaimana nasibnya?” Gumam Raden Mas
Riyanta dalam hati.
Karena
masalah ini Raden Mas Riyanta pulang kerumah sangat malam. Ini membaut ibu
Raden Mas Riyanto semakin khawatir. Ketika Raden Mas Riyanto ditanya alasan
kenapa pulang terlambat Raden Mas Riyanta tetap diam. Walaupun yang menanya
adiknya Raden Ajeng Marsam, Raden Mas Riyanta tetap tidak menjawab. Ini membuat
Raden Ajeng Marsam serba salah, karena ia sedang disuruh ibu untuk mengawasi
tetapi tidak mendapat hasil apa-apa.
Ternyata
delman yang Raden Ajeng Srini berhentikan itu adalah delman yang dinaiki oleh
ibunya, sehingga Raden Ajeng Srini bisa pulang bersama ibunya ke Tamansari
kediamanya. Sesampainya dirumah, Raden Ajeng Srini tidur di kamarnya. Tetapi
Ayahnya Kyai Pramayoga memanggil Raden Ajeng Srini karena khawatir. Kemudian
Raden Ajeng srini menghampiri ayahnya, dan ayahnya memintanya untuk bercerita
apa yang terjadi. Sehingga Raden Ajeng Srini menceritakan kejadian dimana ia
ditolong oleh seorang bangsawan yang santun tetapi ia tidak menjawab apa yang
ditanyakan oleh bangsawan tersebut bahkan tidak berterimakasih.
Hal itu
membuat Kyai Pramayoga menanyakan ciri-ciri bangsawan yang menolongnya, karena
ia begitu berhutang budi dan sabar dalam menolong anaknya. Raden Ajeng Srinipun
mendiskripsikan laki-laki yang menolongnya kepada ayah dan ibunya, bahwa
bangsawan tersebut masih muda dan terlihat sebagai bangsawan yang besar. Tetapi
ibunda Raden Ajeng Srini justru meledek Raden Ajeng Srini, karena Raden Ajeng
Srini malu-malu ketika menceritakan laki- laki yang menolongnya.
Raden Ayu
sangat marah karena kejadian Raden Mas Riyanta yang pulang terlambat pada malam
itu, tetapi raden Ajeng Marasam tidak bisa menemukan jawaban kenapa Raden Mas
Riyanta pulang terlambat. Sehingga suasana di kediama Raden Ayu Natasewaya
kurang menyenangkan. Suatu saat ketika Raden Ajeng hendak ke kamar Raden Mas
Riyanta, disitu tidak ada Raden Mas Riyanta, hanya ada tulisan untuk adiknya
Raden Ajeng Marsam. Yang berisikan bahwa ia meningglakan rumah, jika ia selamat
ia akan menceritkan kejadian malam dimana ia pulang terlambat.
Raden Ayu
begitu khawatir ketika mendengar Raden Mas Riyanta pergi dari rumah. Ia mencari
tau kemana Raden Mas Riyanta pergi. Tiba-tiba ia berfikir akan teman lamanya
yaitu Dipati Pramayoga yang berkediaman di Tamansari. Kemudian Raden Ayu
Natasewaya berkunjung kerumahnya. Ia menceritakan bahwa anaknya Raden Mas
Riyanta pergi dari rumah kepada Dipati Pramayoga dan Raden Ayu Pramayoga
istrinya.
Dipati Pramayogapun juga bercerita bahwa saat
malam ada komedi di alun-alun ia juga sempat kehilangan putri satu-satunya
yaitu Raden Ajeng Srini.Sehingga waktu berkunjung tersebut Raden Ajeng Srini
bercerita kepada Raden Ayu Natasewaya. Disitu justru berguyon tentang Raden
Ajeng Srini dengan laki-laki yang menolongnya. Tetapi Raden Ayu Natasewaya
tidak tahu, bahwa yang menolong Raden Ajeng Srini adalah anaknya sendiri Raden
Mas Riyanta.
Dalam
perjalanan ia pergi, Raden Mas Riyanta mapir ke kediaman Raden Mas Duryat dan
bercerita tentang malam dimana ia pergi bersama. Raden Mas Riyanta menanya
kenapa Raden Mas Duryat tidak mencarinya. Raden Mas Duryat pun menceritakan
kejadian dialun-alun yang rusuh karena ramai. Raden Mas Duryat mengatakan “
untung kamu tidak masuk kedalam, karena didalam sempat terjadi kerusuhan
penonton” dan bercerita ada rombongan menggunakan delman dari Tamansari.
Raden Mas
Riyanta pun menduga, delman tersebut adalah delman yang dinaiki oleh perempuan
yang ia ditolong. Dan mencari tau siapa yang mempunyai delman tersebut.
Dari informasi Raden Mas Duryat yang mempunyai delman tersebut adalah Dipati
Pramayoga dari Tamansari. Kebetulan ternyata Raden Mas Riyanta mengenal
bangsawan dari Tamansari tersebut.
Dari
informasi Raden Mas Duryat, Raden Mas Riyanta akhirnya berkunjung ke Tamansari,
kediaman Dipati Pramayoga. Disitu ia bertemu dan mencari tau apakah benar,
perempuan yang ditolongnya adalah anak dari Dipati Pramayoga, ternyata memang
benar. Perempuan tersebut bernama Raden Ajeng Srini, ia adalah anak
satu-satunya Dipati Pramayoga. Ketika Raden Mas Riyanta berkunjung, ia mencari
Raden Ajeng Srini, tetapi tidak ia temukan dirumahnya.
Hari itu,
Raden Mas Riyanta menginap di kediaman Dipati Pramayoga. Dipati Pramayoga juga
menceritakan beberapa hari yang lalu ibunya, Raden Mas Riyanto berkunjung
kesini. Sang Ibu juga sedang mencari Raden Mas Riyanta yang pergi sudah lama,
Raden Ayu Natasewaya begitu khawatir dengan keadaan Raden Mas Riyanta dan Raden
Ajeng Srini juga sedang berada di rumah Raden Ayu Natasewaya.
Esok harinya
Raden Mas Riyanta pulang kerumahnya di Natasewaya. Ia memasuki rumah dengan
mengendap-endap. Kemudian mencari Raden Ajeng Marsam. Dia heran kenapa rumahnya
begitu sepi. Raden Mas Riyanta menemukan Marsam tetapi sedang tidur. Mukanya
tampak lelah. Raden Mas Riyanta membangunkan Raden Ajeng Marsam, tetapi Raden
Ajeng Marsam tidak bangun dari tidurnya. Sehingga Ia pergi menuju kamar ibu.
Ketika didepan pintu kamar ibu, Raden Mas Riyanta melihat sosok Raden Ajeng
Srini yang begitu cantik disitulah ia mulai jatuh cinta, tetapi ia tidak masuk
ke dalam kamar. Tak lama, Raden Ajeng Srini juga melihat sosok Raden Mas
Riyanta, dan ia juga jatuh cinta pada Raden Mas Riyanta. Sontak kaget, Raden
Mas Riyanta lalu pergi.
Cepat-cepat
Raden Ajeng Srini membangunkan Raden Ajeng Marsam, adik Raden Mas Riyanta.
Raden Ajeng Srini langsung membisikan ke telinga Raden Ajeng Marsam tentang
kangmasnya yang telah pulang kerumah. Sehingga Raden Ajeng Marsam langsung
bangun dari tidurnya. Lalu mencari Raden Mas Riyanta di kamarnya bersama Raden
Ajeng Srini. Tetapi Raden Ajeng Srini tidak masuk ke kamar Raden Mas Riyanta
bersama Raden Ajeng Marsam.
Dikamar,
raden ajeng Marsam bercerita banyak tentang keadaan rumah ketika Raden Mas
Riyanta pergi. Ibu sangat khawatir dengan Raden Mas Riyanta hingga membut tidak
tenang sampai beliau jatuh sakit. Raden Ajeng Marsam menyuruh Raden Mas Riyanta
untuk cepat bertemu dengan ibu, agar ibu tidak khawatir lagi, sehingga Raden
mas Riyanta pun langsung bertemu menuju kamar ibu. Sebelum pergi ke kamar ibu,
Raden Mas Riyanta bertanya kepada Raden Ajeng Marsam, siapa perempuan
tadi yang bersamanya.
Raden Ajeng Marsam menjelaskan sambil meledek
Raden Mas Riyanta, bahwa itu Raden Ajeng Srini anak dari dipati Pramayoga
Tamansari.Sesampainya dikamar ibu, Raden Ajeng Srini baru sadar bahwa laki-laki
tersebut adalah bangsawan yang menolongnya di losmen saat ia hilang. Tetapi
mereka sama-sama bungkam tidak menceritakan satu sama lain. Sedangkan sang Ibu,
melihat sosok Raden Mas Riyanta langsung sembuh secara tiba-tiba dan hatinya
merasa tenang.
Diwaktu sore
Raden Mas Riyanta melihat seorang perempuan sedang memetik bunga, kemudian
Raden Mas Riyanto mendekat, perempuan tersebut bernama Raden Ajeng Nestri. Dia
mengatakan bahwa bunga yang ia petik untuk oleh-oleh Raden Ajeng Srini,
sehingga membuat Raden Mas Riyanta ikut memetik bunga yang mekar.
Tak lama
kemudian, Dipati Pramayoga tahu dari Raden Ajeng Srini akan laki-laki yang
menolong anaknya diwaktu malam Raden Ajeng Srini hilang, ternyata adalah Raden
Mas Riyanta. Dipati Pramayoga menanyakan kepada Raden Ajeng Srini kenapa ketika
ia menceritakan hilangnya Raden Ayu Srini Raden Mas Riyanta hanya diam saja.
Sehingga semuanya sudah tau, kecuali Raden Ayu Natasewaya dan Raden Ajeng
Marsam.
Suatu waktu
ketika Dipati Pramayoga mengobrol dengan Raden Ayu Natasewaya mengungkit
masalah Raden Mas Riyanta, kenapa ia tak menikah-menikah. Padahal banyak wanita
yang ingin menikah dengan Raden Mas Riyanta. Tetapi Raden Ayu Natasewaya hanya
mengatakan belum ada yang cocok. Disitulah terjadi kecocokan untuk sama-sama
menjodohkan anak masing – masing, yaitu Raden Mas Riyanta dengan Raden Ajeng
Srini. Tetapi mereka bergumam bahwa tidak ada gejala saling menyukai diantar
dua anak tersebut. Padahal Raden Mas Riyanta dengan Raden Ayu Srini saling
suka. Tetapi Dipati Pramayoga dan Raden Ayu Natasewaya kemudian mengiyakan
masalah ini.
Setiap hari
Raden Mas Riyanta berkunjung ke Tamansari Rumah Dipati Pramayoga. Disana ia
memainkan gending dan banyak warga Tamansari yang mengaguminya. Berkunjungnya
ia kesana selain bermain gending juga ingin bertemu dengan Raden Ajeng Srini.
Tetapi sikap Raden Mas Riyanta sangat hati-hati, sehingga tindakanya yang
seperti itu tidak dicurigai oleh siapapun. Karena itu Dipati Pramayoga merasa
Raden Mas Riyanta biasa saja terhadap Raden Ajeng Srini.
Suatu malam dijalanan, ada
arak-arakan dari keluarga Dipati Pramayogi, di delman tersebut ada Raden Ajeng
Srini. Malam itu Raden Ajeng Srini banyak yang memuji karena kecantikanya. Dari
arah berlawanan ada segerombolan anak laki-laki menunggang kuda, salah satu
dari mereka ternyata adalah Raden Mas Riyanta. Dalam rombongan kuda tersebut
juga banyak yang memuji ketampanan dan kewibawaan Raden Mas Riyanta. Masing-
masing rombongan tersebut kemudian berpapasan dan saling menyapa. Karena sikap
Raden Mas Riyanta yang tidak menampakan kecocokanya dengan Raden Ajeng Srini
sehingga Dipati Pramayoga memancing kepada Raden Mas Riyanta bahwa Dipati
Pramayoga akan segera mengadakan hajatan memiliki menantu. Berita tersebut
membuat Raden Mas Riyanta terkejut.
Adanya informasi yang disampaikan
oleh Dipati Pramayoga yang demikian membuat Raden Mas Riyanta sedih dan
cemburu. Tindakan yang biasa dilakukan Raden Mas Riyanta main ke kediaman
Dipati Pramayoga yaitu bermain gending jadi tak pernah dilakukan Raden Mas
Riyanta lagi. Hal ini juga membuat khawatir Dipati Pramayoga, karena Raden Mas
Riyanta tak pernah berkunjung lagi. Suatu saat Dipati Pramayoga meminta maaf
akan kesalahan yang diperbuatnya sehingga Raden Mas Riyanta tak berkunjung lagi
kerumahnya. Tetapi Raden Mas Riyanta hanya memberikan alasan dia sibuk berbenah
rumah dan kegiatan lain sehingga tidak ada waktu lagi.
Hari demi hari dilalui dengan
kecumburuan Raden Mas Riyanta. Suatu sore ia melihat Raden Ajeng Nestri
berkunjung ke Natasewaya.
Dipanggillah Raden Ayu Nestri oleh
Raden Mas Riyanta. Raden Mas Riyanta menyampaikan bahwa jika ia melihat Raden
Ajeng Nestri jadi teringat Raden Ajeng Srini. Raden Mas Riyanta berpesan kepada
Raden Ajeng Nestri apabila ia bertemu dengan Raden Ajeng Srini tanpa ada orang
yang melihatnya sampaikan bahwa Raden Mas Riyanta harus menyumbang apa dalam
pernikahannya dengan bangsawan yang telah disiapkan oleh ayahnya.Karena hal ini
kalimat yang dititipkan raden Mas Riyanto kepada Raden Ajeng Nestri membuat
Raden Ajeng Srini juga sedih.
Suatu hari
Raden Mas Riyanta tidak semangat melakukan apa- apa. Ia melihat hasil gambar dirinya
diwaktu yang lalu. Dia ingin menggambar tetapi tidak tertarik menggambar
tanaman ataupun pemandangan yang biasa ia gambar. Dalam benaknya ia hanya
teringat Raden Ajeng Srini, sehingga dengan mudah ia menggambar Raden Ajeng
Srini yang jelas ada difikiranya. Dalam lukisan tersebut ia tuliskan kata
‘mutiara wanita’ dipojok lukisan. Tiba-tiba ia menjadi salah tingkah karena
takut apabila lukisan tersebut ketahuan oleh ibunya Raden Ayu Natasewaya atau
adiknya Raden Ajeng Marsam.
Terdengar suara langkah kaki yang
menuju kamar Raden Mas Riyanta, Raden Mas Riyanta menjadi gugup dan bingung
akan dimana lukisan tersebut disembunyikan. Lukisan tersebut akhirnya
disembunyikan dilemari pakaian. Kemudian terengar suara izin Raden Ajeng Marsam
untuk memasuki kamar Raden Mas Riyanta, adiknya tersebut memberi tahu bahwa ada
tamu yaitu Raden Mas Duryat. Keluarlah Raden Mas Riyanta
dari kamar untuk menemui Raden Mas Duryat. Dalam obrolanya dengan Raden Mas
Duryat menceritakan bahwa akhir- akhir ini banyak maling, larutlah mereka dalam
obrolan tersebut.
Dilain
tempat, Raden Ajeng Marsam melihat lukisan yang disembunyikan oleh Raden Mas
Riyanta, dengan terkejut dan kagum ia melihat akan keindahan yang dilukis oleh
kakanya, kemudian menyembunyikan lukisan tersebut. Beberapa saat kemudian Raden
Mas Riyanta mencari Raden Ajeng Marsam untuk menanyakan lukisan tersebut,
tetapi ketika bertemu, Raden Ajeng Marsam mengatakan tidak mengetahui apa-apa.
Tetapi akhirnya mengaku bahwa dialah yang mengambil lukisan tersebut, dan
menuntut Raden Mas Riyanta untuk memberikan pengakuan akan kecintaanya kepada
raden Ajeng Srini. Awalnya Raden Mas Riyanta menolak, tetapi akhirnya bercerita
dan menceritakan bahwa Raden Ajeng Srini akan segera menikah dengan bangsawan
yang telah disiapkan Ayahnya.
Karena hal
tersebut, Raden Ajeng Marsam bertindak dan menyampaikan hal ini ke ibunya,
Raden Ayu Natasewaya. Raden Ayu Natasewaya pun marah akan hal tersebut, karena
Dipati Pramayoga ternyata mengingkari masalah yang saat itu mereka sepakati.
Diutuslah Raden Ajeng Marsam oleh ibunya untuk menanyakan kebenaran hal
tersebut, dan menyampaikan lukisan tersebut kepada Dipati Pramayoga.
Sesampainya
di kediaman Dipati Pramayoga, Raden Ajeng marsam menyampaikan pesan yang
dititipkan oleh ibunya dan memberikan lukisan yang bergambarkan Raden Ajeng
Srini tersebut. Tetapi Dipati Pramayoga hanya tertawa mendengar berita
kesalahpahaman yang terjadi dan memuji akan lukisan yang dilukis oleh
Raden Mas Riyanta. Kemudian Dipati pramayoga menjelaskan , bahwa menantu yang
disiapkannya tersebut adalah Raden Mas Riyanta sendiri. Hal ini membuat lega
Raden Ayu Natasewaya, karena ternyata ini hanya salah paham.
Suatu hari
Raden Ajeng Srini menangis ketika ibunya menyampaikan ia akan segera dinikahkan
oleh pilihan ayahnya. Tetapi ternyata tangisan Raden Ajeng Srini juga termasuk
salahpaham, yang diketahui oleh Raden Ajeng Srini, ia akan dinikahkan bukan
dengan Raden Mas Riyanta. Tetapi ibunya telah menjelaskan sambil tertawa akan
kesalahpahaman yang menyebar ini, bahwa yang akan dinikahkan dengannya adalah
Raden Mas Riyanta.
Dari banyaknya cerita yang dilalui akhirnya di kediaman Raden Ajeng Srini
Tamansari telah siap akan acara pernikaan. Banyak dari tamu yang mengagumi
pengantin tersebut. Menikahlah Raden Mas Riyanta dengan Raden Ajeng Srini.
6.
Wong Wadon Dinarsih
Tapihe Dinarsih berubah sehingga hatinya tidak
tenang,dijalan Dinarsih bertemu
dengan Dhe supi lalu Dinarsih tres Dhe dari mana,Dhe supi di tanya kok kelihatan kebingungan.
Lalu dhe supi memerintah Dinarsih pulang
karena kasihan dengan suaminya yang
masih sakit, Dinarsih itu sudah punya suami.
Dinarsih pergi
kerumah suaminya,ternyata setelah
sampai di rumah ada seorang laki-laki berkacamata,katanya itu penjual kacamata yang
mempunyai pil kina.setelah sampai rumah
Dinarih masuk,laki-laki
itu mengunci rumahnya Dinarsih dibawa ke
kamar dan dikunci.Dinarsih berteriak
keras tetapi tidak ada yang mendengar.laki-laki kacamata itu sudah melakukan tindakan yang
tidak senonoh.
Lalu paginya Dinarsih pamit denagn Sudarmin
suaminya jika
Dinarsih mau
menjenguk ibunya, Dinarsih ingin menenangkan hati yang tidak karuan .dijalan Dinarsih bertemu dengan wanita setengah tua.karena sudah gelap langitnya
,tanda malam.wanita itu mengajak Dinarsih ke rumahnya ,Dinarsih kemudian ikut,sampai rumahnya Dinarsih kaget ,ternyata wanita itu ibunya
laki-laki berkacamata itu,laki-laki itu bernama patah,
Dinarsih lalu pergi dari rumah itu dan langsung pamit dengan ibunya .
Dinarsih jalan terus tanpa tahu dia harus pergi
kemana. Sudah dua hari Dinarsih tidak pulang .Dhe Supi denagn Sudarmin bingung,tadinya Dinarsih pamit Cuma sehari saja, sorenya Dhe Supi pulang,Sudarmin suami Dinarsih dirumah sendirian tengak-tengok di kamar.
Diluar terdenagr suara
tangis anak perempuan.Sudarmin keluar seperti
Dinarsih,batinnya Sudarmin
mendekati perempuan itu.bukan Dinarsih,tetapi namanya Latifah,Latifah lalu
diajak masuk sama Sudarmin,Latifah
itu diusir oleh keluarganya ,dirinya
masih hamil.suaminya tidak percaya jika bayi yang ada di kandungannya anaknya.
.Sudarmin kasihan sekali,lalu Latifah disuruh nginep
di rumahnya dan merawat Sudarmin.setelah
Latifah dirumah Sudarmin,Sudarmin
semakin sehat .sekarang sudah tre berjalan.Latifah pamit pulang ,karena sudah
lamadirinya dirumah Sudarmin.Sudarmin
mau pergi kerumah mertuanya ,ibunya Dinarsih.ditengah perjalanan,Sudarmin
bertemu Dulrakim,temannya.Dulrakim itu
supir truk. Dulrakim ngajak bareng,dan Sudarmin naik dan duduk
didepan,sebelahnya Dulrakim.dalam perjalanan Dulrakim crita jika dirinya pernah
melihat Dinarsih,tetapi sekarang sudah
tidak pernah melihatnya.sampai dirumah mertuanya ternyata Dinarsih tidak ada dirumah ibunya.Sudarmin
sudah bingung mau mencari kemana lagi Dinarsih.
Waktu
perjalanan pulang Sudarmin melihat wanita cantik
seperti Dinarsih.Sudarmin
mendekati ,ternyata beneran ,wanita itu
adalah Dinarsih di sebuahw arung yang banyak laki- laki yang tidak benar .Sudrmin
menghampiri warung tadi .ternyata Dinarsih kerja di warung itu menjadi wanita yang melayani laki
laki yang tidak benar itu .sekarang dia sudah memiliki banyak uang.
Sudarmin tidak sabar ingin menyeret Dinarsih
untuk keluar dari warung,tetapi
Sudarmin tidak ingin ada keributan disana,Sudarmin berniat besok
kesitu lagi,paginya Sudarmin tress ke warung itu dan langsung
nyeret Dinarsih keluar.
Kemudian Dinarsih diajak
Sudarmin ke hutan yang sepi.Dinarsih dipukul
lalu Dinarsih minta maaf.Sudarmin marah
banget dan ingin membunuh Dinarsih.Dinarsih dicekik sampai Dinarsih sudah tak
bernyawa.
Lalu mayitnya
Dinarsih dibawa kedalam gua dekat hutan yang sepi .
setelah beberapa hari Sudarmin seperti orang tress
,takut,karena sudah membunuh istrinya.
Sorenya ada polisi dan Pak Lurah
datang
kerumahnya lalu Sudarmin dibawa ke kantor polisi,disana ada
ibunya.
Akhirnya Sudarmin mengaku jika yang membunuh Dinarsih itu Sudarmin.
Sudarmin dipenjara sepuluh tahun karena dia sudah mengakui
kesalahannya dosa besar. Sesudahnya
sepuluh tahun,Sudarmin keluar dari penjara.
Sudarmin sudah terlihat alim,sekarang solatnya
rajin.dijalan bertemu latifah yang dulu pernah nginep dirumahnya.Latifah cerita
jika Latifah sudah bercerai
dengan suaminya.lalu Sudarmin bereencana
mau menikahi Latifah.
Latifa
menyetujui rencana itu,karena Latifa berfikir agar anaknya mempunyai ayah.beberapa hari
kemudian Sudarmin dan Latifah menikah kemudian hidup
bahagia bersama.
7.
Ngulondara
Karya : Nargono
Djajaatmadja
Novel Ngulandara
karya Nargana
Djajaatmadja, terdapat Tokoh utama yang menyamar sebagai Rapingun yang menolong
mobil Raden bei Asisten Wedana saat akan melanjutkan perjalanan, mereka
akhirnya dapat melanjutkan perjalannan, mereka dikejutkan karena Rapingun
berusaha lari seperti manusia misterius. Namun Raden Supartinah telah
mengetahui nomor mobil dari Rapingun itu. Ketika suatu hari ada Nyonya Oei Wat
Hien ia bercerita tentang Rapingun yang sangat sopan dan jujur. Karena hal itu akhirnya
Rapingun diangkat sebagai sopir dari keluarga Den Bei Asisten Wedana.
Akhirnya
Rapingun sangat kerasan tinggal di tempat Den Bei, dan telah berhasil
menaklukan kuda tersebut. Suatu hari Rapingun bersama Raden Supartinah pergi ke
Magelang ,mulailah akhirnya hubungan itu berlanjut diantara keduanya. Ketika
mereka sedang menonton Wayang bersama Den Bei Mantri Gudhang, dan istrinya
Raden Supartinah merasa gelisah karena ada dua pemuda yang mengintai mereka.
Raden Supartinah mengajak pulang , dalam perjalanan mereka dicegat dua pemuda tadi yang
bernama Hardjana. Terjadilah perkelahian dan tangan Rapingun terluka dan dibawa
ke Rumah Sakit ketika pulang mereka tidak bercerita kepada Den Bei Asisten
Wedana.Karena hal itu Den Bei semakin sayang pada Rapingun karena ada hal yang
mendesak akhirnya Rapingun memutuskan untuk pamit untuk mencari orang Tuanya.
Akhir dari
Cerita ini yaitu terbongkarnya Rapingun yang adalah seorang raden Mas Sutanta
karena secara tidak sengaja Den Bei Mantri Guru tahu asal usul dari Rapingun
itu. Akhirnya Raden mas Sutanta menikah dengan Raden Supartinah dan mempunyai
seorang anak yang menambah kebahagian keluarga Den Bei Asisten Wedana.
8.
“Anak Bajang Menggiring Angin”
Karya : Sindhunata
Disebuah Negeri
Lokapala,ada seorang Raja yang bernama Begawan Wisrawa dan istrinya bernama
Dewi Lokawati.Beliau mempunyai anak yang bernama Prabu Danareja.Saat ini negeri Lokapala sedang dirundung
muram,karena asmara Prabu Danareja yang belum kesampaian membuat alam di
negerinya suram,sehingga tanah-tanahnya menjadi gersang dan kehijauan alamnya
juga berubah menjadi kering,sehingga kehidupan rakyatnya mengalami penderitaan
. Malam itu prabu Danareja sedang memikirkan sesuatu.Ternyata Prabu Danareja sedang memikirkan seorang ambin yang
cantik.Putri tersebut bernama Dewi Sukesi anak dari Prabu Sumali dari negeri
Alengka.Begawan Wisrawa adalah sahabat kecil Prabu Sumali.Demi untuk
mendapatkan Dewi Sukesi,Begawan Wisrawa rela bertapa dan meninggalkan istrinya untuk Prabu Danareja.
Di Negeri
Alengka sedang di adakan sebuah sayembara. Prabu Wisrawa pun mendatangi Negeri
Alengka,tanpa menghiraukan anak dan istrinya yang sedang menunggu di
Lokapala.Banyak para raja yang berusaha untuk mendapatkan Dewi Sukesi tetapi
para raja itu kesaktiannya dapat di kalahkan oleh pamannya yaitu Arya
Jambumangli. Raja- raja yang gugur dalam sayembara itu arwahnya banyak yang
bergentayangan di negeri Alengka.
Dewi Sukesi
bermimpi dia menerima Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu,tanpa
mengetahui maknanya.Ketika Dewi Sukesi mengatakan janji tiba-tiba bumi
bergoncang,kilat menggelegar,hujan lebat seakan turun dari kahyangan ,gelap
sejenak menutupi Alengka.
Akhirnya
Begawan Wisrawa tiba dinegeri Alengka dan disambut oleh sahabatnya yaitu ayah
dari Dewi Sukesi.Begawan Wisrawa menceritakan niatnya yang akan melamar Dewi
Sukesi untuk anaknya Prabu Danareja,prabu sumali takut kalau wisrawa akan mati
ditangan jambumangli.Tetapi wisrawa tidak takut dengan jambumangli dia lebih
takut kalau mereka mengetahui makna dari mimpi Dewi Sukesi.Disuruhlah Dewi
sukesi ketaman yang sepi,demi anaknya Danareja dia akan menguraikan makna dari
sastra jendra hayuningrat pangruwating.
Ditaman
yang hanya berhias kembang kenanga,sukesi bagaikan berdiri di dataran dengan
tangannya mencengkeram tiga buah bulan waktu malam,Keelokannya bagai mengutuk
tiga dunia,dihatinya terbelah luka-luka,suram-suram cahaya matanya.Tiba pada
saatnya ambing wisrawa mulai menguraikan tentang mimpi sukesi.Sastra jendra
adalah kehidupan,kehidupan dalam hati yang tidak mempunyai wadah didunia ini.
Dewi
Sukesi lalu menceritakan tentang mimpinya,ketika ia berada disuatu dunia yang
tak mengenal bulan dan matahari .Gelap dan terang sekaligus,tapi tiba-tiba
mencuat sebuah cahaya,menggulung menjadi mega yang bararak gemerlap diiringi
suara mulia gamelan para bidadari yang
tidak tahu dari mana asalnya.Sukesi pun berlinangan air matanya.
Wisrawa
berkata cahaya itu adalah sastra jendra dalam hatimu sendiri.Kebijaksanaan
manusia tersembunyi dalam hatimu sendiri.Sukesi lalu meratapi isi hatinya yang
selama ini menderita dan sengsara yang
dialaminya.
Didalam
hatinya juga ada keindahan yang tak dapat di pahami oleh wisrawa.Setelah
berbincang-bincang terdengar suara gaib yang terus memanggilnya untuk mendekat
dengan wiswara,bau boreh bayi semerbak disekitanya.Dewi sukesi pun tidak
berdaya menahan godaan setan itu, sehingga hal yang tidak di ingnkan pun
terjadi. Sukesi dan wisrawa melakukan hubungan yang tidak sepantasnya mereka
lakukan. Mereka berdua mabuk dengan darah manusia karena Dewi Sukaesi kerasukan
roh halus.
Tiba-tiba
didepan khayangan terjadi huru hara luar biasa.Demikian suara-suara kejahatan
itu berteriak riuh-rendah.Batara Guru kembali ke istananya,memanggil istrinya
Dewi Uma, Batara Guru mengajak istrinya untuk membantu masalah yang sedang
dihadapi oleh sukesi dan wisrawa.Begawan wisrawa merasa bersalah karena
perbuatannya.
Ternyata
sastra jendra ternyata bukanlah wedaran manusia melainkan seruan sebuah hati
yang merasa tidak berdaya,memanggil keilahian untuk meruwatnya.Wisrawa dan Dewi
Sukesi bercerita kepada prabu sumali ayah dari dewi sukesi,prabu sumali
termenung resah memikirkan nasib anaknya.Begawan wisrawa dengan penuh
penyesalan meminta maaf kepada prabu sumali.Tetapi prabu Sumali tetap ambin
kepada anaknya apapun yang telah terjadi kepada dewi sukesi. Prabu sumali
merestui hubungan mereka berdua walaupun itu menyakiti banyak orang termasuk
istri dan anak ambing wisrawa.Arya jambumangli yang mngetahui semuanya sangat
marah,dia memaki-maki wisrawa,menghina wisrawa dan mnyeret wisrawa keluar dari
pendapa istana.Kemudian wisrawa dan sukesi diusir dari Alengka.
Danareja
yang sedang menunggu ayahnya dengan penuh harapan merasa gelisah,dia khawatir
akan terjadi sesuatu pada ayahnya tapi ibunya selalu ambin semangat
Danareja,akhirnya di luar istana terlihat Begawan wisrawa dan sukesi.Mereka
menceritakan apa yang telah terjadi kepadanya.mendengan cerita ayahnya Danareja
sangat kaget, dia tak menduga, ayahnya yang diharapkan pulang dan membawa dewi
sukesi untuknya tetapi ternyata malahan ayahnya sendiri sudah menikah dengan
Dewi Sukesi.Betapa hancurnya hati Danareja dan Ibunya,dengan terpaksa Danareja
mengusir ayahnya dan dewi sukesi dari negeri Lokapala.Mereka berdua diusir para
warga Lokapala.Mereka berdua pun pergi kehutan,menangis,bersedih dan menyesali
perbuatannya.
Beberapa tahun kemudian Dewi Sukesi
melahirkan,yang bersamaan dengan gempa bumi tujuh kali.Tetapi bukan bayi yang
dilahirkanya melainkan darah,telinga,dan kuku manusia,tak lama darah tersebut
menjadi anak dengan sepuluh muka raksasa yang diberi nama Rahwana.Telinga
menjadi anak raksasa sebesar Gunung Anakan yang diberi nama Kumbakarna,dan
kukunya menjadi raksasa wanita yang tidak sedap baunya diberi nama
Sarpakenaka,ia adalah ambing wanita yang tidak mempunyai keistimewaan apa-apa
kecuali kegemarannya akan lelaki.Kelak ketika kembali ke Alengka Wisrawa dan
Sukesi melahirkan seorang putra lagi yang diberi nama Gunawan Wibisana.Anak
terakhir ini berupa manusia sempurna yang baik dan bijaksana,karena ia lahir
dari cinta sejati,jauh dari hawa nafsu Sukesi dan Wisrawa.
9.
Gadis Tangsi
Karya :
Suparto Brata
Seorang gadis cilik yang hidup dalam
lingkungan tangsi yang keras. Hidup dengan penuh perjuangan demi memenuhi
cita-cita orang tuanya.Semangat sang ibu untuk mengumpulkan kekayaan ini
terpicu kala seorang adik iparnya bernama Yu Camik yang menuduh dia sebagai
seorang perempuan miskin yang hanya bisa mengharapkan kekayaan dari keluarga
suaminya. Tentu saja Raminem ibu Teyi sangat panas mendengarkannya. Siapapun
seseorang yang di tuduh seperti itu pasti akan marah,padahal dia sangat patuh
mengikuti kemauan ibunya, walaupun sering mengeluh, dan merasa iri pada
teman-temannya. Siapa yang tidak iri,jika anak seusianya harus bekerja keras
menjual gorengan pagi sampai malam padahal teman-temannya masih suka bermain.
Meskipun teyi terlihat penurut namun dia anak yang memiliki sikap ingin
tau,tekad yang kuat.Teyi selalu tergoda dengan hal-hal yang baru .Pergaulan
dengan teman-teman yang berbagai macam karakter membuat Teyi belajar atas semua
hal.
Teyi seorang gadis cilik yang hidup dalam
kehidupan tangsi mengambarkan kehidupan pada zaman dahulu seorang gadis yang
liar tapi masih tetap mengingat aturan-aturan yang diajarkan oleh
ibunya.Ajaran-ajaran seks yang dimasukkan oleh tokoh Kemini dalam otak Teyi
telah melekat erat dalam pikiran Teyi. Dia melihat langsung hubungan
persetubuhan temannya geminik dengan Suami dari lik Gemi, dan dia juga melihat
adegan ciuman yang dilakukan oleh Keminik dengan sumbing. Semua itu merupakan
hal yang menjijikkan bagi teyi. Pernah dia punya hasrat untuk melakukan hal
yang seperti temannya, Karena dia takut ibunya sehingga tidak dia lakukan. Ada
seorang wanita yaitu Putri Parasi, keturunan kerajaan Solo. Dia seorang
keponakan dari Sri Baginda Ingkang Sinuwun. Dia hidup dalam lingkungan kerajaan
yang penuh dengan tata krama dan aturan kerajaan.
Awal
mula pertemuan antara Putri Parasi dengan Teyi adalah saat Teyi yang sengaja
lewat loji tempat tinggal pejabat tangsi Putri Parasi dan kapten Sarjubehi.
Rumah yang ditumbuhi pohon mangga dengan buah yang sangat menggiurkan bagi
siapapun yang selalu ke sana. Sebelumnya Teyi diajak oleh teman-temannya untuk
mencuri karena Ibunya selalu mengingatkan untuk tidak mencuri atau memiliki
yang tidak menjadi hak miliknya.teyi kemudian pergi meninggalkan teman-temanya
lalu memasarkan lagi gorenganya dan stlah sampai di depan rumah putri Parasi
teyi bertemu dengan Ninek Jidan adalah seorang pengasuh putri Parasi sejak
kecil.
Saat
berjualan keliling yang ke dua…..teyi bertemu dengan putri Parasi dan akhirnya
mereka bersahabat seakan akan mengingatkan dia kembali pada keluarga
dikerajaan. Disini Putri Parasi sudah bertekad, bahwa dia tidak akan pulang
kekerajaan setelah empat tahun. Dia akan setia mendampingi suaminya dimanapun
beliau ditugaskan, meskipun dengan keadaan yang sangat jauh berbeda dengan
kondisi kerajaan. Hidup dengan sederhana dan bersahaja.Disinilah bermulanya
hubungan antara keduanya. Sedikit demi sedikit Putri Parasi mengajarkan pada
Teyi tentang tatakrama dan cara hidup dalam kerajaan. Mulai dari bahasa dan
bertingkah laku. Teyi sangat senang akan semua ini. Dia bagaikan hidup dalam
dunia mimpi dan khayalan. Semua yang diajarkan oleh Putri Parasi dijalankan
dengan sangat baik dan tepat. Tetapi ibunya takut kalau teyi dekat-dekat dengan
kerajaan anaknya akan menjadi budak di situ.
Putri
Parasi sangat menyayangi Teyi. Dia sudah bertekad untuk menjadikan Teyi sebagai
anak didiknya yang hebat. Segala hal diajarkan. Sampai pada baca tulis Belanda
juga diajarkan tak ada seorang pun yang tau kedekatan mereka berdua kecuali Ninek
Jidan dan Kapten Sarjubehi yang merupakan suami dari Putri Parasi
Putri Parasi bercita-cita untuk mencarikan
seorang suami untuk Teyi. Dia menginginkan Teyi menikah dengan seorang pangeran
yang ada di istana Jayaningratan. Kerajaan tempat Putri Parasi lahir dan
dibesarkan tetapi smua itu tidak terlaksana di karenakan putri Parasi sudah
meninggal duluan.Kemudian teyi kembali menjual gorengan di samping itu juga
teyi juga merawat loji,ibunya merasakan teyi semakin lama semakin pintar
semenjak bergaul dengan putri Parasi.Teyi slama merawat loji ada rasa ingin
memiliki kapten Sarjubehi. Tapi keinginan itu pupus setelah Dumilah bercerita
sudah bersetubuh dengan kapten Sarjubehi Teyi merasa kecewa. Orang tuanya mulai
mencari seseorang yang pantas untuk menjadi suaminya. Pilihan jatuh pada
Sapardal. Seorang pegawai tangsi. Mereka pun menikah. Namun saat pernikahan,
Kapten Sarjubehi datang dengan ponakannya bernama Ndara Mas Kus Bandarkum.
Walaupun mereka belum pernah bertemu satu
sama lain sebelumnya, tapi mereka sudah sangat saling kenal. Ini dikarenakan
surat menyurat yang terjadi antara mendiang Putri Parasi dengan ponakannya yang
berada di kerajaan jayatiningrat. Dalam suasana itu Kus Bandarkum berbicara
dengan Teyi dalam bahasa belanda, dan mengatakan kalau dia mencintai Teyi,
walaupun Teyi baru saja menikah dan sah menjadi istri Sapardal. Saat kata-kata
cinta itu di ucapkan Kus Bandarkum, perasaan Teyi semakin tidak tenang.
Sehingga terdapat dalam niatnya untuk mengakhiri pernikahan dengan Sapardal
dengan alasan Sapardal bukanlah lelaki jantan yang tidak bisa melakukan
hubungan semestinya pada malam pertama. Cerai, ituah yang dikatakan pada bapak
dan ibunya. Sapardal juga menerima begitu saja, dengan syarat Teyi tidak
menceritakan tentang ketidak jantanannya. Sebenarnya bukan Sapardal tidak
jantan, melainkan dia merasa segan pada Teyi yang dinilainya sebagai seorang
wanita hebat, yang lebih tinggi dari dia, sehingga dia tidak berani
menyentuh langsung Teyi pada saat malam
pertama.Sehari setelah perceraiannya. Teyi segera pergi main ke loji, Teyi
memutuskan untuk memilih Kus Bandarkum.
10.
Kumandanging Katresnan
Dening
Any Asmara
Suatu
hari ada seorang pemuda bernama R. Sukmana umurnya 19 tahun, siswa dari
MULO.Memiliki teman bernama R.A Tien Tisnowati putri sala asli, putrinya R.B.
DJajengsubroto pensiunan wedana Boyolali.Rumahnya dikampung tamtaman, masih
keturunan priyayi luhur turun ningrat.Perkenalan R. Sukmana dengan R.A Tien
Tisnowati sudah lama banget.Tadinya kenalanya 2pemuda lugu banget.
Tetapi,
lama kelamaan timbul rasa cinta, tetapi hubungan mereka tidak direstui oleh
keluarga R.A Tien Tisnowati.karena R.A Tien Tisnowati darah orang luhur,
sedangkan R. Sukmana orang biasa biasa saja, dan anak dari orang yang tidak
punya. Namun kenyataannya ketika kapijarsan oleh ayah dari R.A Tien Tisnowati
duka sekali. Dan mendengarkan jika R . Sukmana mau mendapatkan putrinya , malah
SUkmana sampai diancam jika berani jalan bareng sama putri saya mau di
panggilkan polisi, mulai itu sukmana dan Tien Tisnowati berpisah. Tidak lama
kemudian tien tisnowati menulis sebuah surat buat sukmana. R.Sukmana setelah
membaca surat tadi dia sangat sedih yang berisi bahwa tien tisnowati mau
dijodohkan dengan R.M Purwodirjo , setelah membaca surat itu dunia terlihat
gelap, dan gonjang ganjing badanya [pun lemas dan saking sedihnya dia sampai
menangis.
Sukmana
setiap hari hanya bengong tidak doyan makan, badannya tambah kurus karena
terlalu memikirkan tien tisnowati. Sudah 3 hari tien tisnowati jadi menikah
dengan purwodirjo pada hari kamis pon di malang. Ketika bertemu pengantinnya
sukmana juga dating tetapi Cuma melihat dari luar bersama banyak orang. Tetapi
setelah melihat pengantin itu duduk berdampingan sukmana ambruk , dan pulangnya
selalu berdiam saja dirumah.
Melihat
kelakuan sukmana yang kaya begitu ibu sukmana sedih.Ibu sudah berkali kali
memberi tahu kapada anaknya tetapi sekarang tidak pernah didengerin malah
ditertawakan. Ibu semakin sedih ketika melihta anaknya pikirannya sedikit tidak
waras, yang sering ketawa sendiri,lama kelamaan kelakuan sukmana semakin rusak
kaya orang gila, pada suatu hari pada sore hari ketika R. Ngt. Parto Asamara
ibu sukmana lagi membatik di belakang kaget mendengar suara yang sangat keras
sekali lalu perasaan ibu sukmana tidak enak dan menghampiri kekamarnya dan tiba
tiba sukmana sudah penuh dengan darah diwajahnya. Dismapingnya juga banyak
pecahan kaca almari.
R.Ngt
Partoasmara berteriak dan memeluk anaknya yang sudah sekarat. R.Ngt Partoasmara
menggendong anaknya tidur ke kamar tidur tidak lama kemudian dokternya datang
langsung memeriksa yang sakit tetapi sukmana harus dibawa ke rumah sakit
.karena darahnya terlalu banyak dan keluarnya dari kepala jika tidak segera
tertolong maka akan membahayakan dirinya. Sampai sebulan dia terpaksa harus
dirawat dirumah sakit karena darahnya
keluar dari kepala dekat dengan otak,setelah sukmana sembuh dia meminta sekolah
lagi setelah itu ibunya merestui anaknya sekolah di Jogjakarta, setelah ia
lulus dia ke bandung untuk pergi kerumah manggadmaja yang bekerja di klerk
menjadi asisten. Mang Gandaatmaja itu
priyayiyang sangat baik sampai
R.Sukmana dianggap seperti keluarga
sendiri. Mang Gandaatmaja memiliki putri bernama Siti Kurniasih umurnya 17 tahun, dede Siti Kurniasih itu
anaknya cantik. Tadinya R. Sukmana belu punya perasaan dengan Siti Kurniasih, tidak lam kemudian R. Sukmana punya rasa cinta dengan Siti Kurniasih. Lama kelamaan , Siti
Kurniasih mau di ajak nikah . setelah
setahun perjodohan mendapatkan
momongan laki laki, diberi nama
Sutrisna. Tetapi belum selesai perjodohan ketika Sutrisna lagi umur
setengah tahun. Dedeh Kurniasih meninggal
dunia , karena sakit disentri
Setelah
sukmana dari bandung dia lalu pergi ke sarangan, waktu sukmana ke sarangan
daerah keranganyar sukaman bertemu , sukamana pun kget banget karena tien
tisnowati tubuhnya terlihat rusak , kurus, lalu tien tisnowati menceritakan
semuanya kepada sukmana, sampai tien selesai bercerita, airmatanya terus saja
keluar seperti hujan. Sukmana pun ikut menangis , lalu setelah tien selesai
bercerita tien meminta sesuatu kepada sukmana. Permintaan tien yaitu jika tien
tidak lama lagi bakal diambil oleh alloh. Maka sebelum saya diambil oleh alloh
saya ingin pasrah , ingin menitipkan anaknya, karena saya tidak mau anak saya
di rawat oleh siapa saja kecuali oleh kamu karena kamu orang yang baik dan
berpendidikan.
Rotasi
bumi berputar seperti cakra manggilingan yang mengakibatkan terjadinya siang
dan malam, ada minggu ada bulan dll,selalu berputar tanpa berhenti. Sampai
disitu ceritanya R.S, Ranuasmara dipunggel setelah merasa haus Sri Endah
Wahyuningsih terlihat sedih mendengar cerita yang menyedihkan ikut mengeluarkan air mata. Sri Endah Wahyuningsih
teriak memeluk R.S Ranuasmara sedih .
Sekarang
Sri Endah Wahyuningsih baru mengerti R.S Ranuasmara leleki yang terputus
jalinan kasihnya dengan ibunya yang merawat
dirinya dari bayi sampai sekarang, sekarang dia sudah bisa bekerja. Jadi
semua permintaan ibumu sudah terlaksana semua
.yang baik baik dan dan sampai sekarang sudah timbul rasa CINTA orang tua angkat dengan ibunya kumandanging katresnan masih
melekat dihati dan tersimpan.
Sri
Endah Wahyuningsih mau mengambil kotak
kecil yang berada di rak, dan mau dikasihkan ke ayah angkatnya Peti diterima
lake ditetel lalu dibuka didalam ada surat 1 lak – lakan dan cepuk. Cepuk diambil lalu
dibuka didalam isi barang mas
intan yang berwujud gelang kalung,
serta liontine berlian dan anting
mata intan. Sri Endah Wahyuningsih kagum
melihat barang – barang mahal
tadi . itu tadi barang – barang
peninggalan ibunya Sri endah Wahyuningsih. Mendengar pembicaraan
bapak angkat, Sri Endah Wahyuningsih malu
Setelah
selesai 7harian baru telihat tentrem kembali. Cuma sri endah masih terlihat
sedih, badannya kurus melihta kaya tadi. Susilo mau menghibur adiknya lalu
dipeluk. Tetapi apa yang menyebabkan setelah tangnannya baru mau dipeluk terus
deg degan , tidak seperti yang sudah sudah. Setelah susilo tahu jika sri endah
wahyunungsih ternyata bukan adiknkandungnya susilo jadi malu jika mau bertemu
dengnnya.
Bareng
40 dina mendiam bapake susilo karo sri indah wahyuningsin dadi
pepasangan. R susilo atine bungah banjur mlumpat nyaut anduk lan
gosok gigi, terus mlayu menyang kamar mandi Rr Sri Endah Wahyuningsing mung
nyawang karo mesem.
Setelah
40hari mendian ayahnya susilo dan sri endah menjadi pasangan .susilo htinya
sagat senang maumelumpat lumpat mengambil handuk dan gosok gigi, la;lu berlari
ke kamar mandi dan sri endah Cuma melihat sambil tersenyum.